Network
BeritaSampang.com – Netflix akan membuat film tentang legenda dan ikon Hollywood Marilyn Monroe yang diperani oleh Ana de Armas berjudul 'Blonde'. Film itu berdasarkan novel laris oleh Joyce Carol Oates. 'Blonde' juga akan mendatangkan Bobby Cannavale, Adrien Brody, Julianne Nicholson, Xavier Samuel dan Evan Williams sebagai pemeran pembantu.
Disutradarai oleh Andrew Dominik, Film ini dengan berani membayangkan kembali kehidupan salah satu ikon Hollywood yang paling abadi, Marilyn Monroe. Dari masa kecilnya yang bergejolak sebagai Norma Jeane, melalui kebangkitannya menjadi bintang dan keterikatan romantis, 'Blonde' mengaburkan garis fakta dan fiksi untuk mengeksplorasi perpecahan yang melebar antara diri publik dan pribadinya.
Dilansir BeritaSampang.com melalui Netflix Queue, Ana de Armas mengatakan: “Ambisi Andrew sangat jelas sejak awal untuk menghadirkan versi kehidupan Marilyn Monroe melalui lensanya,” kata Ana de Armas yang berperan sebagai ikon Hollywood. “Dia ingin dunia mengalami bagaimana rasanya tidak hanya menjadi Marilyn, tetapi juga Norma Jeane. Saya menemukan itu sebagai yang paling berani, tidak menyesal, dan feminis mengambil ceritanya yang pernah saya lihat.”
Baca Juga: Kedekatan Thariq dengan Keluarga Fuji Semakin Erat, Thariq: Izin Mau Melangkahi Abang-Abang Fuji
“Kami mengerjakan film ini selama berjam-jam, setiap hari selama hampir satu tahun,” kata Ana de Armas.
“Saya membaca novel Joyce, mempelajari ratusan foto, video, rekaman audio, film apa pun yang bisa saya dapatkan. Setiap adegan terinspirasi oleh foto yang ada. Kami akan meneliti setiap detail di foto dan memperdebatkan apa yang terjadi di dalamnya. Pertanyaan pertama selalu, 'Apa yang Norma Jeane rasakan di sini?' Kami ingin menceritakan sisi manusiawi dari kisahnya. Ketenaran adalah yang membuat Marilyn menjadi orang yang paling terlihat di dunia, tetapi juga membuat Norma menjadi yang paling tidak terlihat.” Lanjutnya.
Membayangkan apa yang mungkin terjadi di balik ketenarannya memberi Dominik sebagai sutradara berkesempatan untuk menyelidiki jiwa batin Monroe. “Dia sangat trauma, dan trauma itu mengharuskan pemisahan antara diri publik dan diri pribadi, yang merupakan cerita semua orang, tetapi dengan orang terkenal, yang sering dimainkan di depan umum, dengan cara yang dapat menyebabkan trauma tambahan,” kata Dominik.
“Film ini sangat memperhatikan hubungan dengan dirinya sendiri dan dengan persona lain ini, Marilyn, yang merupakan baju besinya dan hal yang mengancam untuk memakannya.” Lanjutnya.
Artikel Rekomendasi