Cemburu Adalah Fitrah Bagi Pasangan Suami Istri, Penjelasan Kitab Munakahat

- 18 Mei 2022, 21:17 WIB
Sihir pemisah suami istri, begini ciri langsung dan tidak langsung yang bisa kita amati.
Sihir pemisah suami istri, begini ciri langsung dan tidak langsung yang bisa kita amati. /Pexels @Pavel Danilyuk/

BeritaSampang.com - Dari Ammar bin Yasir bahwa Rasulullah bersabda: Tiga orang yang tidak masuk surga selamanya; orang yang tidak ada cemburu, kaum laki-laki dari wanita, dan orang yang melanggengkan minum khamr. Mereka bertanya: 

"Ya Rasulullah Adapun orang yang melanggengkan minum khamr kami telah mengetahui, siapa dayuts itu?" 
 
Beliau menjawab: "Adalah orang yang tidak peduli terhadap orang yang mencampuri istrinya." 
 
Kami berkata: "Siapa laki laki dari perempuan itu?" Nabi menjawab: "Adalah wanita yang menyerupai kaum laki-laki." (HR. Thabrani)
 
 
Cemburu itu sifat yang dituntut tetapi harus pada proporsinya dan dalam batas rasionalitas. 
 
Cemburu yang tidak berdasar dan melebihi dari yang dicari sehingga akan menyebabkan keraguan dan mendatangkan perpecahan adalah tidak terpuji.
 
Dari Jabir bin 'Anbarah berkata: Rasulullah bersabda: 
 
Sesungguhnya di antara cemburu ada yang dicintai Allah dan di antaranya ada yang dibenci Allah. Di antara kesombongan ada yang dicintai Allah dan ada yang dibenci Allah. Adapun cemburu yang tidak dicintai Allah adalah cemburu dalam keraguan, cemburu yang dibenci Allah dan cemburu pada sesuatu yang tidak diragukan. Kesombongan yang dicintai Allah adalah kesombongan laki-laki dengan diri sendiri ketika berperang dan ketika tertimpa musibah. Kesombongan yang dibenci Allah adalah kesombongan dalam kebatilan. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Hibban)
 
 
Ali berkata: "Janganlah engkau memperbanyak cemburu terhadap istrimu, maka engkau saling melempar kejahatan karena dari sisimu." (Figh As-Sunnah, 7/121)
 
Cemburu seperti ini adalah fitrah, jiwa kaum laki-laki yang diciptakan Allah harus cemburu kepada istrinya dan benci jika dilihat oleh seseorang selain mahram.
 
Akan tetapi, yang terjadi sekarang dengan label kemajuan dan peradaban, seorang suami mendahulukan istrinya atau saudara perempuannya atau ibunya dan atau putrinya untuk melayani tamu tamunya. 
 
 
Istri duduk dan berdiri di samping tamunya dan istri tamunya duduk atau berdiri di sampingnya. Lebih dari itu kemajuan dan peradaban membuat mereka bertukar para penari dan lain-lain yang membuat muak tabiat yang normal.
 
Semua itu bukan dari Islam dan tidak ada maslahat, bahkan menimbulkan berbagai bencana, terutama akan mengubah karakter dan pendidikan kita kaum muslimin. 
 
Berapa banyak rumah tangga yang hancur bangunannya dan berapa banyak rumah tangga yang guncang tiang-tiangnya dikarenakan tradisi yang rendah yang diikuti dan dilakukan mayoritas rumah tangga dengan atas nama kemajuan dan peradaban. 
 
Ini karena cemburu dan pemeliharaan wanita mundur dan kembali ke belakang.
 
Yang wajib bagi kita kaum laki-laki dan wanita agar membuang tradisi asing yang menyimpan misi luas untuk merusak kita. Hendaknya kita kembali kepada pendidikan kita dan berpegang teguh agar hidup dengan selamat dan aman.***

Editor: Solehoddin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x