Harga Minyak Goreng Kian Melambung, Pemerintah Disebut Permainkan Petani Kelapa Sawit

12 Januari 2022, 23:07 WIB
Harga Minyak goreng melambung, pemerintah disebut permainkan iuran petani kelapa sawit/ /Kabar Cirebon/Tati P/

Berita Sampang.com - Sejak libur akhir tahun baru dan natal harga barang-barang pokok kian naik.

Termasuk minyak goreng, sebelumnya masyarakat masih bisa hidup santai karena harga kebutuhan pokok masih stabil.

Sehingga masyarakat tidak perlu merogoh banyak biaya untuk membelinya.

Baca Juga: Ini Dia 5 Artis Indonesia Yang Mempunyai Karir Cemerlang, Namun Tetap Mengutamakan Pendidikan

Berbeda dengan sekarang yang serba mahal, bahkan harga minyak goreng tembus 20-25 ribu rupiah per liternya.

Dikutip Berita Sampang dari laman pikiran rakyat yang berjudul "Kebijakan Pemerintah Soal Harga Minyak Goreng Permainkan Uang Iuran Petani Kelapa Sawit"

harga minyak goreng tembus 20-25 ribu rupiah per liternya.

Pada beberapa waktu hingga saat ini, harga minyak goreng membuat kantong masyarakat Indonesia tercekik.

Pasalnya, harga minyak goreng sempat dibanderol senilai Rp20 ribu per liter.

Padahal, biasanya masyarakat tidak perlu merogoh kocek yang dalam untuk membeli kebutuhan dapur sehari-hari itu.

Baca Juga: Jangan Terprovokasi, Ini Dia Perbedaan Kisah Nyata Layangan Putus Di Series Dan Dunia Nyata

Setelah adanya ribut-ribut dengan harga melambung tinggi, pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan untuk mendistribusikan minyak goreng yang dibanderol Rp14 ribu.

Namun, kebijakan pemerintah tersebut justru membuat Said Didu heran.

"Saya masih tanda tanya ini, kemarin ada pengumuman akan ada minyak goreng senilai Rp14 ribu. Darimana uangnya?" kata Muhammad Said Didu dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube MSD.

Baca Juga: Tidur di Waktu Ini Mempunyai Pahala Setara Tahajud, Berikut Penjelasan Caranya Menurut Gus Baha

Pasalnya, saat ini harga komoditas untuk CVO (Coconut Virgin Oil) sedang naik 2-2,5 kali lipat dari harga sebelumnya.

Dalam pendistribusian minyak goreng dengan harga Rp14 ribu tersebut dicurigai ada permainan yang dilakukan perusahaan terhadap iuaran petani kelapa sawit kepada Dewan Minyak Sawit Indonesia.

"Ternyata uangnya diambil dari iuran petani untuk mensubsidi perusahaan. Itu logikanya darimana? Padahal 'kan ini dipungut dari iuran perani, kenapa yang dibantu adalah perusahaan?" ujar Said Didu.

Menilai perusahaan melakukan kecurangan, Said Didu berujar supaya para petani kelapa sawit marah atas perlakuan tersebut.

"Dalam ekspor kelapa sawit itu ada pajak yang diambil dari petani kelapa sawit dan diberikan kepada Dewan Minyak Sawit Indonesia. Jadi saya berharap petani sawit marah lah, karena uang mereka dipakai untuk mensubsidi pabrik agar menjual minyak goreng Rp14 ribu," tuturnya.***

(Christina Kasih Nugrahaeni/Pikiran Rakyat) 

Editor: Nurul Azizah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler