Apakah Sebenarnya Yang Anda Harapkan Dari Suami? (Bagian 2) 'Be A Super Woman'

- 24 Desember 2021, 11:30 WIB
Apakah Sebenarnya Yang Anda Harapkan Dari Suami? (Bagian 2) "Be A Super Woman"
Apakah Sebenarnya Yang Anda Harapkan Dari Suami? (Bagian 2) "Be A Super Woman" /Imroatul Hasanah /

 

BeritaSampang.com - Apakah Sebenarnya Yang Anda Harapkan Dari Suami? (Bagian 2)

Benarkah Anda mendambakan suami yang lincah dalam usaha mencari nafkah? Benarkah Anda sangat membanggakan lelaki yang berkedudukan? Jika Anda menjawabnya benar dengan jujur makan Andalah wanita yang patut dihargai.

Kebanyakan pada awalnya memang wanita sangat mendambakan dan mengharapkan suami yang tegar dalam mencari uang, berkedudu kan, terhormat dan lain sebagainya; namun setelah sekian tahun bersama dalam membina rumah tangga, apa yang terjadi.

Ia mengeluh, merasakan betapa suaminya egois, tidak memper hatikan dirinya. Ia mengeluh lantaran suaminya yang mempunyai kedudukan itu selalu sibuk, selalu pulang malam karena urusannya.

Ia merasa terasing dalam rumah tangganya karena suaminya yang tegar dan selalu saja menempatkan waktunya buat mencari uang.

Tak ada waktu luang untuk bercengkerama dan saling mengisi kebutuhan. Tak ada kamus hari libur, pokoknya sehari-hari libur diisi dengan kegiatan kerja.

Bahagiakah anda dengan suasana yang demikian? Apakah ini yang Anda dambakan? Tentu Anda setuju jika menjawabnya "tidak".

Kiranya dambaan pertama tentang hal-hal yang baik dari seorang lelaki itu ternyata bertolak belakang dari impian Anda semula.

Seorang wanita istri dosen yang mempunyai gelar doktor, pada suatu hari mengeluh. "Meskipun suami saya gajinya sekoper tiap bulan dan bergelar doktor, rasanya kebahagiaan itu begitu tersita oleh waktunya".

Jika Anda mengamati sekilas dari keberadaan seorang istri dosen tentu Anda bisa membayangkan betapa ia punya rumah megah, mobil lux dan segala kebutuhan hidup tak pernah mengalami kesulitan, namun benarkah pengamatan Anda ini?

Jangan dikira menjadi seorang istri itu selamanya bahagia, jangan disangka kekayaan yang melimpah itu merupakan titik akhir kebahagiaan.

Bagi wanita semacam itu kebahagiaan bukan lagi terletak dan bergantung pada kekayaan. Ia sebagai istri memerlukan sebuah pengertian dari suaminya. Mengapa dia mengeluh?

Semakin tinggi kedudukan suami, kiranya semakin jauh pula jarak hubungan antara mereka. Anda bisa membayangkan betapa sibuknya hari-hari yang dilalui seorang dosen, apalagi lelaki suaminya itu bergelar doktor.

Tentu banyak urusan yang harus diselesaikan. Mulai dari mengajar di kampus, penelitian sampai tugas-tugas seminar di luar negeri.

Hari-hari libur ia pergunakan untuk memberikan kuliah pada mahasiswa yang minta bimbingan.

Inilah persoalan yang sering muncul dalam kehidupan Anda. Yang semula tak pernah Anda bayangkan, yang semula tak pernah Anda pikirkan bagaimana cara mengatasinya.

Yang Anda bayangkan ialah sungguh bahagia mempunyai suami berkedudukan, punya suami sibuk.

Kehidupan yang bergelimangan harta kekayaan memang dilihat sekilas tampak megah, tetapi dibalik semua itu mereka mengalami krisis kebahagiaan, rumah tangganya mengalami kerapuhan jiwa.

Oleh sebab itu, terutama bagi wanita yang masih bujang, Anda harus berhati-hati memilih calon suami berkedudukan tinggi.

Memang, kedudukan yang dimiliki oleh calon suami Anda merupakan tumpuan kehidupan kelak jika sudah menjalin perkawinan.

Tetapi untuk menekan sekecil mungkin akan krisis kebahagiaan maka anda dengan calon suami anda hendaknya melatih diri untuk saling pengertian. Saling menyelami kebutuhan masing-masing.

Penulis: Larasati Santoso Putri
Buku: Be A Super Woman
Hal: 84-87

Editor: Solehoddin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini