Kontroversi Teknologi Kloning Manusia terhadap Kehidupan Sosial dan Kehidupan Beragama

- 9 Juni 2022, 18:59 WIB
Kontroversi Teknologi Kloning Manusia terhadap Kehidupan Sosial dan Kehidupan Beragama/
Kontroversi Teknologi Kloning Manusia terhadap Kehidupan Sosial dan Kehidupan Beragama/ /qimono/Pixabay/

BeritaSampang.com - Teknologi kloning dapat berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan kehidupan beragama, karena akan dilihat dampak sosialnya serta status hukumnya dalam Islam.

Ketika kloning pertama berhasil dicobakan pada tahun 2000 yang lalu, banyak pakar dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, terutama ahli keislaman memperdebatkan masalah tersebut.

Hal ini tentu dengan mengkaji dampak negatifnya terhadap teologi dan kehidupan sosial, lalu menemukan solusi, bahwa kloning manusia dibolehkan bila terpaksa.

Baca Juga: Lirik Lagu Haico ‘Aku Lepas Kamu Cinta’

Kondisi keterpaksaan karena seseorang menginginkan anak, padahal ia tidak bisa membuahi istrinya lewat koitus (hubungan suami istri) dan tidak bisa juga berhasil dalam upaya inseminasi buatan (al talqih al-şinai).

Ada dua macam motivasi yang mendasari dilakukannya teknologi kloning manusia:

1. Teknologi kloning dengan motivasi penyempurnaan anggota tubuh yang cacat, baik cacat bawaan maupun karena kecelakaan.

Baca Juga: Zendaya Memilih Jadi Aktor dari pada Pop Star

Maka dilakukan pengembangan anggota tubuh yang diperlukan, misalnya khusus mengkloning jantung, ginjal, tangan, kaki dan anggota tubuh yang lain, lalu menjadi bahan yang akan dipakai menyempurnakan anggota tubuh yang cacat.

2. Teknologi kloning dengan motivasi menciptakan seorang manusia atau beberapa manusia yang utuh. Teknologi kloning yang kedua inilah yang diterapkan kepada hewan ternak, untuk memperbanyak populasi hewan yang diperlukan oleh manusia.

Halaman:

Editor: Nurul Azizah

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x