Keutamaan Ayat Pertama Surah Al-Fatihah "Basmalah" Disertai Dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadits

5 November 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi tulisan Bismillah dalam bentuk aksara arab dengan dan tanpa harakat yang bisa di-copy lengkap dengan artinya. /freepik.com/freepik

BeritaSampang.com - Membaca basmalah disunnahkan pada saat mengawali setiap pekerjaan.

Disunnahkan juga pada saat hendak masuk ke kamar kecil (toilet). Hal itu sebagaimana disebutkan dalam hadits.

Selain itu, basmalah juga disunnahkan untuk dibaca di awal wudhu', sebagaimana dinyatakan dalam hadits marfu' dalam kitab Musnad Imam Ahmad dan kitab-kitab Sunan, dari Abu Hurairah, Sa'id bin Zaid dan Abu Sa'id, Nabi bersabda:

لا وضوء لمن لم يذكر اسم الله عليه

"Tidak sempurna wudhu' bagi orang yang tidak membaca nama Allah pada nya." (Hadits ini hasan).

Baca Juga: Pengertian, Cara, dan Alasan diperbolehkannya Tayamum dalam Islam.

Juga disunnahkan dibaca pada saat hendak makan, berdasarkan hadits dalam shahih Muslim, bahwa Rasulullah pernah bersabda kepada Umar bin Abi Salamah:

قل باسم الله، وكل بيمينك، وكل مما يليك

"Ucapkan "بسم الله", makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang dekat darimu."

Meski demikian, di antara ulama ada yang mewajibkannya.

Baca Juga: Surat Al-Baqarah Ayat 136 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsirnya

Disunnahkan pula membacanya ketika hendak berjima' (melakukan hubungan badan), berdasarkan hadits dalam kitab shahih al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah pernah bersabda:

لو أن أحد كم إذا أراد أن يأتـى أهله قال: باسم الله، اللهم جنبنـا الشيطان، وجنب الشيطان ما رزقتنا فإنه إن يقدر بينهما لم يضره الشيطان أبدا

"Seandainya seseorang di antara kalian apabila hendak mencampuri isterinya, membaca, Dengan nama Allah, jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang Engkau anugerahkan kepada kami, jika Allah menakdir kan anak melalui hubungan keduanya, maka anak itu tidak akan diganggu syaitan selamanya."

Baca Juga: Surat Al-Baqarah Ayat 135 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsirnya

Kata (الله) merupakan nama untuk Rabb. Dikatakan bahwa Allah adalah al-Ismul-a'zham (nama yang paling agung), karena nama itu menyandang segala macam sifat. Sebagaimana firman Allah:


و هو الله الذي لا إله إلاهو عالم الغيب والشهادة هو الرحمن الرحيم

"Dialab Allah yang tiada ilah (yang berhak diibadahi) selain Día, yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Dia-lah yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang. " (QS. Al-Hasyr: 22).

Baca Juga: Surat Al-Baqarah Ayat 134 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsirnya

Dengan demikian, semua nama-nama yang baik itu menjadi sifat-Nya.

Dalam kitab shahih al-Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah telah bersabda:

إن لله تسعة وتسعين إسما، مائة إلا واحدا من أحصاها دخل الجنة.

"Sesungguhnya Allah mempunyai 99 (sembilan puluh sembilan) nama, seratus kurang satu, barangsiapa yang dapat menguasainya, maka ia akan masuk Surga."

Baca Juga: Surat Al-Baqarah Ayat 133 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsirnya

Mengenai daftar nama yang sesuai dengan jumlah bilangan ini diterang kan dalam hadits yang diriwayatkan at-Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Namun, antara kedua riwayat itu terdapat perbedaan tambahan dan pengurangan.

Nama Allah merupakan nama yang tidak diberikan kepada siapa pun selain diri-Nya, yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Baca Juga: Jangan Panjatkan Doa Saat Sujud Pada Waktu Berjamaah! Syekh Ali Jaber: Dapat Membatalkan Sholat

Oleh karena itu, dalam bahasa Arab tidak diketahui dari kata apa nama-Nya itu berasal.

Maka di antara para ahli nahwu ada yang menyatakan bahwa nama itu (Allah) adalah ismun jamid, yaitu nama yang tidak mempunyai kata dasar.

Al-Qurthubi mengutip hal itu dari sejumlah ulama di antaranya Imam Syafi'i, al-Khathabi, Imamul Haramain, al-Ghazali, dan lain-lainnya.

Baca Juga: Surat Al-Baqarah Ayat 132 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsirnya

Dari al-Khalil dan Sibawaih diriwayatkan bahwa "ا" dan "ل" dalam kata "الله" merupakan suatu yang lazim (tak terpisahkan).

Al-Khathabi mengatakan, tidakkah anda menyadari bahwa anda dapat menyerukan,"يا الله" dan tidak dapat menyerukan,"يا الرحمن". Kalau kata "الله" bukan dari asal kata, maka tidak boleh memasukkan huruf nida' (seruan) terhadap "ا" dan "ل". Ada juga yang ber pendapat bahwa kata Allah itu mempunyai kata dasar.

Lafadz (الرحمن الرحيم) merupakan dua nama dalam bentuk mubalaghah (ber makna lebih) yang berasal dari satu kata ar-Rahmah.

Namun kata ar-Rahman lebih menunjukkan makna yang lebih daripada kata ar-Rahim.

Baca Juga: Dicatat Sebagai Ahli Surga Meskipun Tidak Rajin Puasa Sunah dan Tahajud, berikut Penjelasan ustadz Adi Hidayat

Dalam penyataan Ibnu Jarir, dapat dipahami adanya keterangan me ngenai hal ini. Sedangkan dalam tafsir sebagian ulama salaf terdapat ungkapan yang menunjukkan hal tersebut.

Al-Qurthubi mengatakan, dalil yang menunjukkan bahwa nama ini musytaq adalah hadits riwayat at-Tirmidzi, dari Abdurrahman bin Auf, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda:

قال الله تعالى أنا الرحمن خلقت الرحم وشققت لها إسما من إسمى فمن وصلها وصلته ومن قطعها قطعته

"Allah Ta'ala berfirman: 'Aku adalah ar-Rahman, Aku telah menciptakan rahim (rahim-kerabat). Aku telah menjadikan untuknya nama dari nama-Ku. Barang siapa menyambungnya, maka Aku akan menyambungnya. Dan barangsiapa memutuskannya maka Aku pun akan memutuskannya."

Baca Juga: Ustad Adi Hidayat: Baca 2 surah ini ketika dalam Kesulitan !

Ini merupakan nash bahwa nama tersebut adalah musytaq, karena itu tidak diterima pendapat yang menyalahi dan menentangnya.

Abu Ali al-Farisi mengatakan, ar-Rahman merupakan nama yang bersifat umum meliputi segala macam bentuk rahmat, dikhususkan bagi Allah semata. Sedangkan ar-Rahim, dimaksudkan bagi orang-orang yang beriman.

Berkenaan dengan hal ini, Allah berfirman, (وكان بالمؤمنين رحيما) "Dan Dia-lah yang Mahapenyayang kepada orang-orang yang beriman." (QS. Al-Ahzab: 43)

Baca Juga: Hadits Rosulullah Muhammad SAW Tentang Hukum air yang sampai ukuran dua Kullah

Ibnu al-Mubarak mengatakan, ar-Rahman yaitu jika dimintai, maka Dia akan memberi.

Sedangkan ar-Rahim yaitu, jika permohonan tidak diajukan ke pada-Nya, maka Dia akan murka. Sebagaimana dalam hadits riwayat at-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Shalih al-Farisi al-Khuzi, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:

من لم يسأل الله يغضب عليه

"Barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah, maka Dia akan murka ke padanya."

Baca Juga: Hadits Rosulullah Muhammad SAW Tentang Hukum air yang terkena najis.

Nama "الرحمن" hanya dikhususkan untuk Allah semata, tidak diberikan kepada selain diri-Nya, sebagaimana firman-Nya:


قل ادعوا الله أو ادعوا الرحمن أياما تدعوا فله الأسماء الحسنى

"Katakanlah: Serulah Allah atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kalian seru, Dia mempunyai al-Asmau'ul Husna (nama-nama yang terbaik)." (QS. Al-Israa': 110)

Oleh karena itu ketika dengan sombongnya, Musailamah al-Kadzdzab menyebut dirinya dengan sebutan Rahman al-Yamamah, maka Allah pun me makaikan padanya pakaian kebohongan dan membongkarnya, sehingga ia tidak dipanggil melainkan dengan sebutan Musailamah al-Kadzdzab (Musailamah si pendusta).

Baca Juga: Hadits Rosulullah Muhammad SAW Tentang Hukum air dan perbedaan pendapat sedikit banyaknya air

Sedangkan mengenai"الرحيم", Allah Ta'ala pernah menyebutkan kata itu untuk selain diri-Nya. Dalam firman-Nya, Allah menyebutkan:

لقد جاء کم رسول من أنفسكم عزيز عليه ماعنتم حريص عليكـم بـالمؤمنين رءوف رحيـم

"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu. Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS. At-Taubah: 128)

Baca Juga: Hadits Rosulullah Muhammad SAW Tentang Hukum Air Laut dan hewan-hewan laut

Sebagaimana Dia juga pernah menyebut selain diri-Nya dengan salah satu dari nama-nama-Nya. Sebagaimana firman-Nya:


إنا خلقنا الإنسان من نطفة أمشاج تبتليه فجعلناه سميعا بصـــــــرا

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan ia sami'an (mendengar) dan bashiran (melihat)." (QS. Al-Insan: 2)

Dapat disimpulkan bahwa di antara nama-nama Allah itu ada yang di sebutkan untuk selain diri-Nya, tetapi ada juga yang tidak disebutkan untuk selain diri-Nya, misalnya nama Allah, ar-Rahman, al-Khaliq, ar-Razzaq, dan lain lainnya.

Baca Juga: Berikut 16 Tanda-tanda Seseorang Meninggal dengan keadaan Khusnul Khotimah

Oleh karena itu Dia memulai dengan nama Allah, dan menyifati-Nya dengan ar-Rahman, karena ar-Rahman itu lebih khusus daripada ar-Rahim.***

Editor: Solehoddin

Sumber: Tafsir Ibnu Katsir

Tags

Terkini

Terpopuler