Surat Ali Imran Ayat 44 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsirnya

- 20 Februari 2022, 21:01 WIB
Surat Ali Imran Ayat 44 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsirnya
Surat Ali Imran Ayat 44 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsirnya /Unsplash/Ed Us

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 44)

Baca Juga: Tidak Boleh Menikahi Wanita Atheis yang Ingkar Terhadap Semua Agama dan Tidak Beriman Wujudnya Tuhan

Tafsir Kemenag:

Ayat ini ditutup dengan mengarahkan pembicaraan kepada Nabi Muhammad bahwa cerita itu termasuk cerita yang belum diketahuinya, sedang hal itu sesuai dengan isi Kitab Taurat.

Allah menyatakan dalam ayat ini bahwa apa yang telah dikisahkan, yaitu kisah Maryam dan Zakaria adalah kisah-kisah yang tidak pernah disaksikan oleh Nabi Muhammad saw, atau keluarganya, dan tidak pula Muhammad pernah membacanya dalam suatu kitab, serta tidak pula diajarkan oleh seorang guru. Itulah wahyu, yang diturunkan Allah kepadanya dengan perantara Rūḥul-Amīn, untuk menjadi bukti atas kebenaran kenabiannya, dan untuk mematahkan hujjah (argumentasi) orang yang mengingkarinya.

Kemudian Allah menyatakan pula bahwa Nabi Muhammad, belum ada dan tentu saja tidak menyaksikan mereka ketika mengadakan undian di antara Zakaria dengan mereka, untuk menetapkan siapa yang akan mengasuh Maryam.
Nabi Muhammad saw tidak hadir dalam perselisihan mereka untuk mengasuh Maryam.

Mereka terpaksa mengadakan undian untuk menyelesai-kan perselisihan itu. Mereka yang berselisih adalah orang-orang terkemuka yakni para pendeta mereka. Perselisihan itu semata-mata didorong oleh keinginan yang besar untuk mengasuh dan memelihara Maryam. Boleh jadi keinginan ini disebabkan karena bapaknya yaitu Imran adalah pemimpin mereka, sehingga mereka mengharapkan akan mendapatkan berkah dari tugas mengasuh Maryam. Boleh jadi pula disebabkan mereka mengetahui dalam kitab-kitab agama, bahwasanya kelak akan terjadi peristiwa besar bagi Maryam dan putranya. Atau mungkin disebabkan mereka berpendapat bahwa mengasuh bayi perempuan itu adalah suatu kewajiban agama, karena bayi itu dinazarkan untuk mengabdi di Baitulmakdis.

Ayat ini diletakkan sesudah menerangkan kisah Maryam tersebut, adalah untuk menjelaskan bahwa Nabi Muhammad tidak pernah membaca cerita keluarga Imran (Bani Israil), karena beliau seorang ummī. Lagi pula beliau tidak pernah mendengar dari seseorang sebab beliau juga hidup waktu itu di tengah-tengah orang yang ummī.

Tidak ada jalan bagi Nabi, untuk mengetahui seluk beluk cerita ini kecuali dengan jalan menyaksikan dengan mata kepala sendiri, atau dengan jalan wahyu. Menyaksikan dengan mata kepala sendiri adalah suatu hal yang mustahil, karena peristiwa itu terjadi pada zaman sebelum lahirnya Nabi Muhammad saw. Kalau demikian tentulah Nabi Muhammad mengetahuinya dengan jalan wahyu.

Para Ahli Kitab yang mengingkari Al-Qur′an mengatakan bahwa isi Al-Qur′an yang sesuai dengan isi Kitab mereka itu adalah berasal dari kitab mereka, sedang yang bertentangan dengan isi kitab mereka itu mereka katakan tidak benar. Isi Al-Qur′an yang tidak terdapat dalam Kitab mereka juga dianggap tidak benar. Sikap demikian itu hanyalah karena sifat sombong dan sifat permusuhan mereka.

Halaman:

Editor: Miftahul Arifin

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini