Khutbah Singkat Pada Hari Raya Idul Fitri 1443 H./2022 M. tentang Berbuka Puasa

- 27 April 2022, 16:11 WIB
Khutbah Singkat Pada Hari Raya Idul Fitri 1443 H. / 2022 M. tentang Berbuka Puasa
Khutbah Singkat Pada Hari Raya Idul Fitri 1443 H. / 2022 M. tentang Berbuka Puasa /Pixabay/Jpeter12

BeritaSampang.com - Hari raya Idul Fitri selain ajang silaturahmi antar sanak saudara, kerabat, tetangga dan para teman, Idul Fitri juga disunnahkan untuk shalat Ied di masjid.

Sebelum pelaksanaan shalat ied tersebut, maka akan dibacakan khutbah dengan tema yang sesuai pada hari raya Idul Fitri tersebut.

Berikut adalah naskah khutbah shalat Idul Fitri 1443 H yang bertema, 'Berbuka Puasa Ketika Berjumpa dengan Allah'.

Baca Juga: Kerjakankanlah Amalan-amalan yang Ada di Saat Hari Raya Idul Fitri, Penjelasan Ust Adi Hidayat

Seperti dilansir BeritaSampang.com dari PortalJember.com berjudul, "Khutbah Idul Fitri 1443 H Singkat dan Paling Berkesan Berjudul 'Berbuka Puasa ketika Berjumpa dengan Allah"

Ramadhan sudah memasuki hari-hari akhir, menandakan sebentar lagi umat muslim akan menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Di hari Idul Fitri 1 Syawal 1443 H, umat muslim akan melaksanakan sholat Idul Fitri, yang dipimpin oleh imam dan bilal.

Baca Juga: Apa Saja Ikhtiyar Seorang Hamba untuk Mendapatkan Keutamaan dari Malam Lailatul Qadar? Kultum Ramadan

Dala perlaksanaan sholat Idul Fitri, terdapat khutbah Idul Fitri yang dibawakan oleh khatib.

Khutbah Pertama

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ أَمَّابَعْدُ؛

فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تَقْوَاهُ كَمَا قَالَ تَعَالَى:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ ، فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ فِيْهِ وَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Ma’asyiral muslimin hafizhakumullah …

Pertama, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13)

Baca Juga: Kumpulan Lengkap Ungkapan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri Tahun 2022

Imam Ath-Thabari rahimahullah dalam kitab tafsirnya berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian–wahai manusia–adalah yang paling tinggi bertakwa kepada Allah, yaitu dengan menunaikan berbagai kewajiban dan menjauhi maksiat. Yang paling mulia bukanlah dilihat dari rumahnya yang megah atau berasal dari keturunan yang mulia.”

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi mulia, suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya.

Ma’asyiral muslimin hafizhakumullah …

Di hari Idulfitri, ini adalah hari berbuka besar untuk kita yang menjalani puasa wajib di bulan Ramadhan. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

“Bagi orang yang berpuasa akan merasakan dua kebahagiaan: (1) kebahagiaan ketika berbuka, dan (2) kebahagiaan ketika berjumpa dengan Allah.” (HR. Muslim, no. 1151)

Baca Juga: Ukuran Zakat yang Harus di Keluarkan oleh Umat Islam Menurut Pendapat Imam Syafi'i

Berbuka puasa yang dimaksud dalam hadits bukan hanya berbuka puasa ketika tenggelam matahari, pada waktu Maghrib. Berbuka yang dimaksud bisa pula adalah berbuka pada hari raya Idulfitri. Kita yang berada dalam satu Syawal saat ini berarti merasakan kebahagiaan karena kembali lagi bisa menyantap makanan yang halal untuk kita. Kebahagiaan kedua yaitu ketika berjumpa dengan Allah. Karena balasan di sisi Allah itulah yang lebih baik. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا

“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.” (QS. Al-Muzammil: 20).

Baca Juga: Berikut Ini Adalah Taacara Shalat Tasbih dan Bacaan Niat Arab dan Latin

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Ma’asyiral muslimin hafizhakumullah …

Puasa menurut Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah ada dua tingkatan:

Tingkatan pertama adalah orang yang menjalankan puasa dengan meninggalkan makan, minum, dan syahwat. Balasannya di akhirat adalah,

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

“(kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al-Haqqah: 24). Sebagaimana disebutkan dalam Lathaif Al-Ma’arif (hlm. 281), Mujahid dan selainnya mengatakan bahwa ayat ini turun kepada orang-orang yang berpuasa.

Baca Juga: Inilah Tiga Ungkapan Bahagia Selamat Hari Raya Idul Fitri 2022

Tingkatan kedua adalah berpuasa atau menahan diri dari berbagai hal yang Allah haramkan. Ia menjaga anggota kepalanya dan perut dari hal yang diharamkan. Ia juga mengingat kematian. Ia selalu mengingat akhirat dan meninggalkan perhiasan dunia. Kata Ibnu Rajab Al-Hambali,

فَهَذَا عِيْدُ فِطْرِهِ يَوْمَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَفَرْحُهُ بِرُؤْيَتِهِ

“Hari Id orang ini berbuka adalah ketika berjumpa dengan Rabbnya dan kebahagaiannya adalah ketika melihat wajah Allah Ta’ala.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 284)

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah dalam Lathaif Al-Ma’arif (halaman 285) mengatakan, “Siapa yang berpuasa dengan menahan syahwatnya di dunia, ia akan dapati kenikmatan tersebut besok di jannah (surga). Siapa yang meninggalkan ketergantungan kepada selain Allah, maka ia akan menantikan balasannya ketika berjumpa dengan Allah.

مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآَتٍ

“Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang.” (QS. Al-‘Ankabut: 5).

Baca Juga: Hukum Puasanya Wanita yang Sedang Mengandung dan yang Sedang Menyusui, Penjelasn Buya Yahya

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Ma’asyiral muslimin hafizhakumullah …

Penjelasan Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menunjukkan bahwa puasa itu bukan hanya di bulan Ramadhan saja, dalam artian kita menahan diri dari berbagai pembatal puasa. Namun, puasa yang paling bagus adalah berpuasa dengan meninggalkan maksiat dan ini berlangsung sepanjang waktu hingga kita berjumpa dengan Allah.

Pelajaran penting yang bisa digali adalah kita dituntut beribadah sepanjang waktu, bukan beribadah musiman saja.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata bahwa Allah tidak menjadikan batasan waktu untuk beramal bagi seorang mukmin kecuali kematian. Lantas beliau membaca firman Allah Ta’ala,

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr: 99). Lihat Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 392.

Baca Juga: Kultum Ramadan Tentang Berdzkir dan Meningat Allah Swt., 1443 H.

Ada yang bertanya kepada Bisyr, “Ada kaum yang rajin ibadah dan bersemangat sekali di bulan Ramadhan.” Bisyr menjawab,

بِئْسَ القَوْمُ لاَ يَعْرِفُوْنَ اللهَ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ الصَّالِحَ الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَ يَجْتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا

“Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. Ingat, orang yang saleh yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 390)

Maka kiat-kiat ampuh agar terus istiqamah bakda Ramadhan adalah:

Pertama: Perbanyak doa minta istiqamah seperti,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“YA MUQOLLIBAL QULUB TSABBIT QOLBI ‘ALAA DIINIK (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).” (HR. Tirmidzi, no. 2140; Ibnu Majah, no. 3834. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Kedua: Kumpul dengan teman-teman yang saleh yang mengantarkan pada kebaikan, seperti teman-teman yang ada di majelis ilmu.

Halaman:

Editor: Solehoddin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini