Surat Al Mulk Ayat 29 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsir

- 29 Juni 2022, 09:01 WIB
Tafsir Al Mulk ayat 29
Tafsir Al Mulk ayat 29 /Pexels/Gr Stocks

BeritaSampang.com - Surat Al Mulk ayat 29 berisi celaan terhadap sikap dan tindakan orang-orang kafir yang menyembah patung-patung yang mereka buat sendiri.

Surat Al Mulk adalah surat ke 67 dalam Al- Qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat. Surat ini tergolong surat Makkiyah dan terletak dalam Al-Qur'an pada juz 29.

Kata Al Mulk diambil dari ayat pertama surat ini. Al Mulk memiliki arti kerajaan. Surat Al Mulk disebut juga dengan At Tabaraak yang artinya adalah Maha Suci.
 
Baca Juga: Viral Video Remaja Pesta Miras dengan Iringan Musik Religi, Ahmad Sahroni Desak Polisi Segera Selidiki

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat Al Mulk ayat 29 :

قُلْ هُوَ الرَّحْمٰنُ اٰمَنَّا بِهٖ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَاۚ فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Arab-Latin:
Qul huwar rahmaanu aamannaa bihii wa 'alaihi tawakkalnaa, fasata'lamuuna man huwa fii dhalaalin mubiin.

Terjemah :
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Zat Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan hanya kepada-Nya kami bertawakal. Kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S 67:29).
 
 
Tafsir Ringkas Kemenag:
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengatakan orang-orang kafir Mekah, “Hai orang-orang kafir; aku dan pengikut-pengikutku telah percaya kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya, Tuhan yang menetapkan hukum dengan adil. Hanya kepada-Nya sajalah kami menyerahkan diri dan segala urusan kami, Dialah yang menentukan keadaan diri kami dan kepada-Nya sajalah kami mohon pertolongan, karena hanya Dialah yang memberi pertolongan dan memberi kami rezeki untuk membantu hidup dan kehidupan kami. Hanya Dialah yang dapat memperoleh kami dari semua bencana dan malapetaka yang mungkin menimpa kami".

Ayat ini seolah-olah mencela sikap dan tindakan orang-orang kafir yang menyembah patung-patung yang mereka buat sendiri yang tidak dapat memberi manfaat dan mudarat bahkan harus mereka sendiri yang memelihara dan merawatnya. Demikian pula sikap orang-orang kafir yang selalu membangga-banggakan kekayaan, kekuasaan, dan keturunan mereka.

Karena kekafiran itu, mereka tidak akan memperoleh kesenangan hidup di akhirat nanti. Kelak mereka akan mengetahui, siapa di antara mereka dan orang-orang mukmin yang menempuh jalan yang benar dan siapa yang menempuh jalan yang sesat.***

Editor: Imron Basuki Rahmat

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini