9 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Di bulan Dzulhijjah

- 1 Juli 2022, 23:32 WIB
Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Di bulan Dzulhijjah
Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Di bulan Dzulhijjah /GLady / pixabay/

BeritaSampang.com - Allah telah memberikan keistimewaan dan keutamaan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Amal shalih yang dilakukan pada hari-hari tersebut lebih dicintai oleh Allah daripada amal shalih pada hari-hari lainnya. 

Berikut adalah keutamaan dan amalan-amalan yang disyaratkan pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah

1. Melaksanakan Ibadah Haji fan Umrah, amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga“.

Baca Juga: Jadwal Puasa Sunnah Menurut NU dan Muhammadiyah Menjelang Idul Adha serta Keutamaannya

2. Berpuasa selama hari-hari tersebut atau pada sebagiannya, terutama pada hari Arafah, tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi :

الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي

“Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku“.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah rahimahullah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده .

“Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”.

Baca Juga: Penentuan Awal Bulan Dzulhijjah 2022

3. Takbir dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut

Dalil anjuran memperbanyak zikir di sepuluh hari awal Dzulhijjah ini adalah: 

  وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ   

Artinya : "Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan…..” (Surat Al-An’am ayat 28).  

Sebagaimana dikutip Imam An-Nawawi, Ibnu Abbas, As-Syafi’i, dan jumhur ulama memahami bahwa kata ayyamam ma’lumat di sini adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah.   
 
Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah, karena itu para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut.

Perlu diketahui bahwa takbir itu ada dua macam, yaitu takbir muthlaq (tanpa dikaitkan dengan waktu tertentu) dan takbir muqoyyad (dikaitkan dengan waktu tertentu).

Takbir yang dimaksudkan dalam penjelasan di atas adalah sifatnya muthlaq, artinya tidak dikaitkan pada waktu dan tempat tertentu.

Jadi boleh dilakukan di pasar, masjid, dan saat berjalan, Takbir tersebut dilakukan dengan mengeraskan suara khusus bagi laki-laki.

Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari rahimahullah yang menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya.

Sedangkan ada juga takbir yang sifatnya muqoyyad, artinya dikaitkan dengan waktu tertentu yaitu dilakukan setelah shalat wajib berjama’ah.

Takbir muqoyyad bagi orang yang tidak berhaji dilakukan mulai dari shalat Shubuh pada hari ‘Arofah (9 Dzulhijah) hingga waktu ‘Ashar pada hari tasyriq yang terakhir.

Adapun bagi orang yang berhaji dimulai dari shalat Zhuhur hari Nahr (10 Dzulhijah) hingga hari tasyriq yang terakhir.

Cara bertakbir adalah dengan ucapan: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah, Wallahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.

Baca Juga: Pimpinan NU dan PERSIS Kompak Umumkan Awal Dzulhijjah 1443 H

4. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat dan Dosa.

Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat, disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

ان الله يغار وغيرة الله أن يأتي المرء ما حرم الله علي

“Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya” (Hadits Muttafaqun ‘Alaihi).

Baca Juga: Sambut Idul Adha, Berikut Niat dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah

5. Banyak Beramal Shalih.

Berupa ibadah sunat seperti shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya.

Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya, bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah dari pada amal ibadah pada hari lainnya.

Meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

Baca Juga: Amalan Terbaik di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah, Berikut Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

6. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Id.

Fisyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama’ah.

Bagi selain jama’ah haji dimulai dari sejak fajar hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya kurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyrik.

Baca Juga: Jadwal Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah Menjelang Idul Adha serta Keutamaannya versi Muhammadiyah dan NU

7. Berkurban Pada Hari Raya Kurban dan Hari-Hari Tasyrik.

Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta’ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung.

Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

وقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وسلم ضحى بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما

“Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu“. [Muttafaqun ‘Alaihi].

Baca Juga: Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Kebiasaan Rasulullah Saw, dalam Menyambut Bulan Dzulhijjah

8. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban.

Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu ‘anha bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضّحي فليمسك عن شعره وأظفاره

“Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya“.

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya.

Kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

Baca Juga: Jelang Idul Adha 2022: Inilah Amalan 10 Hari Pertama bulan Dzulhijjah Sesuai Syariat

9. Melaksanakan Shalat Iedul Adha dan Mendengarkan Khutbahnya.

Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan.

Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah.

Melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan, memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.***

Editor: Miftahul Arifin

Sumber: NU Online YouTube Yufid TV YouTube Al Manhaj


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x