Surat Al Maidah Ayat 64 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsir

- 13 Juli 2022, 22:44 WIB
Tafsir Al Maidah ayat 64
Tafsir Al Maidah ayat 64 /Unsplash/The Dancing Rain/
 
BeritaSampang.com - Surat Al Maidah ayat 64 berisi tentang perbuatan orang Yahudi yang dilaknat oleh  Allah.

Surat  Al Maidah adalah surat ke-5 dalam Al Qur'an yang terdiri dari 120 surat. Surat ini tergolong dalam surat Madaniyyah dan terletak dalam Al Qur'an juz 6 sampai juz 7.

Surat ini dinamakan Al Maidah (hidangan) karena memuat kisah para pengikut setia nabi Isa yang meminta kepada nabi Isa agar Allah menurunkan Al Maidah (hidangan makanan) dari langit untuk mereka.
 
Baca Juga: Tes Intuisi: yang Manakah Ibunya? Jawaban Kamu Menunjukkan Bagaimana Kamu Mengambil Keputusan

Surat Al Maidah juga disebut Al-Uqud (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surah ini, di mana Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji terhadap Allah maupun perjanjian-perjanjian yang mereka buat terhadap sesamanya.

Surat ini juga dinamakan Al-Munqidz (yang menyelamatkan), sebab pada bagian akhir surah ini memuat kesaksian Isa Al-Masih terhadap kaum pengikutnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat Al Maidah ayat 64 :

وَقَا لَتِ الْيَهُوْدُ يَدُ اللّٰهِ مَغْلُوْلَةٌ ۗ غُلَّتْ اَيْدِيْهِمْ وَلُعِنُوْا بِمَا قَا لُوْا ۘ بَلْ يَدٰهُ مَبْسُوْطَتٰنِ ۙ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَآءُ ۗ وَلَيَزِيْدَنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ مَّاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ طُغْيَا نًا وَّكُفْرًا ۗ وَاَ لْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَا لْبَغْضَآءَ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۗ كُلَّمَاۤ اَوْقَدُوْا نَا رًا لِّلْحَرْبِ اَطْفَاَ هَا اللّٰهُ ۙ وَيَسْعَوْنَ فِى الْاَ رْضِ فَسَا دًا ۗ وَا للّٰهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Arab-Latin:
Wa qoolatil-yahuudu yadullohi maghluulah, ghullat aidiihim wa lu'inuu bimaa qooluu, bal yadaahu mabsuuthotaani yungfiqu kaifa yasyaaa, wa layaziidanna kasiirom min-hum maaa ungzila ilaika mir robbika thughyaanaw wa kufroo, wa alqoinaa bainahumul-'adaawata wal-baghdhooo-a ilaa yaumil-qiyaamah, kullamaaa auqoduu naarol lil-harbi athfa-ahallohu wa yas'auna fil-ardhi fasaadaa, wallohu laa yuhibbul-mufsidiin.
 
Baca Juga: Teka-Teki Menjebak: Kenapa Wanita Pirang itu Menoleh ke Belakang?

Terjemah:
"Dan orang-orang Yahudi berkata, "Tangan Allah terbelenggu." Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu, padahal kedua tangan Allah terbuka; Dia memberi rezeki sebagaimana Dia kehendaki. Dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu pasti akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan mereka. Dan Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari Kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya. Dan mereka berusaha (menimbulkan) kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 64).

Tafsir Ringkas Kemenag:
Menurut riwayat Ibnu Ishak dan at-thabrani dari Ibnu Abbas dia berkata, “Seorang Yahudi yang bernama Nabbasy bin Qais berkata kepada Nabi Muhammad saw, 'Tuhan engkau kikir, tidak suka memberi.'”

Maka turunlah ayat ini, meskipun yang mengatakan kepada Nabi itu hanya seorang dari kalangan Yahudi namun dapat dianggap menggambarkan pendirian secara kesuluruhan dari kaumnya. 

Ayat ini menceritakan bahwa orang Yahudi itu berkata, “Tangan Allah terbelenggu,” tetapi yang sebenarnya terbelenggu adalah tangan mereka sendiri, dengan demikian mereka akan dilaknat Allah. 

Perkataan orang Yahudi bahwa ”tangan Allah terbelenggu” tersebut tidak masuk akal, sebab mereka mengakui bahwa Allah adalah nama bagi zat yang pasti ada dan Mahakuasa, Dia pencipta alam semesta. Hal ini menunjukkan bahwa tangan Allah terbelenggu dari kekuasaan-Nya tidak terbatas karena jika demikian maka tentulah Dia tidak dapat memelihara dan mengatur alam ini.
 
Baca Juga: Raphinha Akan Segera Terbang ke Barcelona untuk Menyelesaikan Transfer

Maka apakah yang mendorong mereka mengucapkan kata-kata demikian? sebagian mufasir mengemukakan bahwa dorongan tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, Mungkin mereka mendengar ayat: "Barang siapa meminjami Allah dengan kredit yang baik maka Allah akan melipatgandakannya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (al-Baqarah/2:245). Setelah mendengar ayat ini mereka mengatakan bahwa tangan Allah itu terbelenggu dengan arti kikir, karena Allah tidak mampu dan miskin sehingga memerlukan kredit. 

Kedua, mereka mengucapkan ketika melihat kaum muslimin sahabat Nabi yang sedang berada dalam kesempitan dan kesulitan keuangan. 

Kemudian yang ketiga, Pada awalnya masyarakat Yahudi adalah orang-orang kaya. Ketika Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul mereka dan Nya, oleh karena mereka banyak mengeluarkan harta untuk pembiayaan menggagalkan dakwah sehingga orang-orang kaya dari kalangan mereka banyak yang menjadi miskin. Karena Allah tidak melapangkan rezeki lagi bagi mereka yang telah miskin itu, mereka mengeluarkan ucapan "tangan Allah terbelenggu" dengan maksud, Allah itu kikir karena tidak membantu mereka.

Pernyataan dalam ayat ini menyatakan bahwa “Tangan orang Yahudi tersebut yang terbelenggu" dan mereka laknat disebabkan apa yang telah mereka katakan adalah pernyatan terhadap kekikiran mereka, yakni merekalah yang kikir, terbelenggu tangannya, tidak mau memberi bantuan. Ternyata memang mereka adalah umat yang terkikir, mereka baru mau memberikan bantuan jika mereka melihat ada harapan akan mendapat keuntungan yang besar. Dan mereka pada hari kemudian pasti menerima kutukan Allah sebagai balasan atas perbuatan mereka. 

Ayat ini juga menegaskan bahwa Allah Maha Pemurah dan Dia memberi sebagaimana yang Dia kehendaki. 

Perkataan “tangan” dalam bahasa Arab memiliki beberapa arti, yaitu: (1) salah satu dari anggota tubuh manusia, (2) kekuatan, (3) kepunyaan (milik), dan (4) nikmat karunia. Pengertian yang keempat inilah yang dimaksud dengan kutipan “tangan” yang disandarkan kepada Allah pada ayat ini. 
 
Baca Juga: Tes IQ: Jangan Mudah Terkecoh dengan Persamaan Matematika Ini! Orang Cerdas Dapat Melakukannya

Demikian para ulama khalaf mengartikan tangan dalam ayat ini. Dengan demikian hendaklah diartikan ungkapan “kedua tangan Allah terbuka” dengan makna nikmat karunia Allah terbentang luas, nikmat karunia itu diberikan kepada siapa-siapa yang disesuaikan-Nya. Adapun golongan yang tidak menerima nikmat karunia Allah janganlah menganggap bahwa Allah itu kikir atau fakir. Adanya perbedaan tingkat manusia dalam menerima rezeki dari Allah, termasuk sunnatullah.

Ayat ini mengatakan kepada Muhammad bahwa apa yang diturunkan kepadanya benar-benar akan menambah kedurhakaan dan kekafiran sebagian besar antara kaum Yahudi dan dijelaskan bahwa ayat yang diturunkan mengandung pengetahuan yang tidak diketahui oleh Yahudi semasa dengan Nabi Muhammad saw. Karena jika tidak demikian tentulah Muhammad tidak mengetahui semua itu, sebab dia adalah ummi tidak pandai menulis. Tetapi karena kedengkian dan kefanatikan, orang-orang Yahudi itu jauh dari percaya kepada Nabi Muhammad meskipun kenabian Muhammad telah ditulis di dalam kitab suci. 

Ayat ini juga dijelaskan bahwa Allah akan menimbulkan permusuhan antara sesama Ahli Kitab. Permusuhan itu tidak akan berakhir sampai hari Kiamat. Watak kaum Yahudi memang suka menyalakam api peperangan, fitnah dan kearan. Watak seperti itu telah tercatat dalam sejarah dan membuktikan bahwa mereka selalu berusaha memperdayakan Nabi Muhammad dan orang-orang percaya baik secara langsung maupun dengan membujuk orang musyrik atau orang Nasrani untuk memerangi Nabi Muhammad dan orang-orang yang percaya. Watak seperti itu membawa mereka senang melakukan dan melihat kerusakan di bumi. Tetapi setiap kali mereka menghadapi peperangan, fitnah dan keonaran, serta mencoba membuat kerusakan, Allah tetap memadamkannya, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang merusakan.***
 

Editor: Imron Basuki Rahmat

Sumber: kemenag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini