Ust Adi Hidayat: Manfaat Meninggalkan Maksiat Adalah Peluang menghilangkan kesulitan Hidup di Masa Mendatang

- 6 Januari 2022, 09:25 WIB
Ust Adi Hidayat: Manfaat Meninggalkan Maksiat Adalah Peluang menghilangkan kesulitan Hidup di Masa Mendatang
Ust Adi Hidayat: Manfaat Meninggalkan Maksiat Adalah Peluang menghilangkan kesulitan Hidup di Masa Mendatang /YouTube Adi Hidayat Official/

 

BeritaSampang.com - Ust Adi Hidayat: Manfaat Meninggalkan Maksiat Adalah Peluang menghilangkan kesulitan Hidup di Masa Mendatang


Melakukan kebaikan merupakan amal saleh yang sangat besar pahalanya, begitupun dengan mencegah kemungkaran, maka pahala yang aka di dapat berlipat ganda.

Salah satu bentuk cinta kasih Allah kepada hamba-Nya ketika seorang hamba melakukan amal saleh dan mengurungkan perbuatan buruknya, dengan cara benar-benar melakukan taubat.

Baca Juga: Ustad Adi Hidayat: Bila Umur Sudah 40 Tahun Amalkan Doa Ini

Hendaknya seorang muslim jika melakukan keburukan, ada rasa takut dalam dirinya untuk melakukan maksiat, agar tidak mendapat murka Allah dan pendapatkan pertolongan disaat mengalami kesulitan hidup di kemudian hari.

Pada ulasan kali ini Ustad Adi Hidayat menjelaskan tentang Manfaat Meninggalkan Maksiat.

Seperti dilansir BeritaSampang.com dari kanal Youtube Adi Hidayat Official pada 3 Januari 2022 berikut penjelasannya.

Baca Juga: Syamil Qur'an, Tanda Waqaf dan Ibtida' Waqaf Hasan.

Ustad Adi Hidayat menyampaikan amal saleh dan mencegah keburukan sebagai bentuk cinta kasih Allah Swt kepada hamba-Nya.

"Dikala anda sedang melakukan maksiat dan ada ketakutan yang besar, itu dua petanda. Tanda pertama Allah sedang mencintai anda, maka ambil cintanya. Yang kedua allah sedang melipatkan pahala anda mengentaskan keburukan dan kesakitan hidup yang mungkin dialami di satu masa." Ujar Ust, Adi Hidayat.

Meninggalkan maksiat karena Allah merupakan petanda jika seorang hamba sedang dicintai oleh Allah, dan menghilangkan peluang kejadian buruk yang akan menimpanya di kemudian hari.

Baca Juga: Syamil Qur'an Tanda Waqaf dan Ibtida Waqaf Kafi

"Kalau sedang ada pikiran berbuat maksiat terus tiba-tiba takut, maka cepat-cepat tinggalkan karena Allah, Demi Allah tinggalkan karena Allah. Pertama akan mendapat cinta Allah yang kedua amal itu akan berpeluang menghilangkan kesulitan yang akan dapatkan di masa akan datang, bukan saat ini." Lanjurnya.


Rasulullah saw., menyampaikan bahwa rumsus terbaik dalam hidup adalah bertakwa dan beramal saleh, iyatu menngerjakan kebaikan, dan meninggakkan perbuatan buruk.

"Rumusnya adalah bertawasul yang baik adalah takwa, dan amal saleh. Apa diantara amal saleh itu? Bukan cuma mengamalkan yang baik, tapi meninggalkan yang mungkar juga amal saleh. Makanya ada kalimat "Al amru bil ma'ruf, wannahi anil mungkar" amru bil ma'ruf itu gampang, nahi anil mungkar itu yang susah, karena berhadapan langsung dengan pelaku maksiat itu susah." Ujar Ust. Adi Hidayat.


Baca Juga: Syamil Qur'an, Tanda Waqaf dan Ibtida Waqaf Ikhtiyāri


Mengajak kepada kebaikan lebih mudah dari pada mencegah kemungkaran.

"Amal ma'ruf dengan cara mengajak ke masjid
Nahi mungkar yang susah, ceramahi orang yang mabuk, mendatangi tempat maksiat agar taubat itu tidak mudah, tapi dua-duanya amal baik." Imbuhnya.

Dalam hal ini terdapat kisah yang fenomenal pada zamamny, di ceritakan tiga orang laki-laki yang berteduh di gua karena hujan, dan pada saat itu ada kejadian batu menutup pintu gua, tiga orang laki-laki ini panik, bagaimana caranya bisa keluar dari gua.

Tiga lelaki ini adalah yang dua adalah pelaku amar ma'ruf dan satunya pelaku nahi mungkar, dan mereka memberi kesaksian atas kebaikan-kebaikan yang mereka lakukan.

"Siapa diantara keduanya, yang satu amar ma'ruf yang dua nahi mungkar, dia pelaku riba, rentenir harta dari ribanya cukup banyak sampai menghutangi saudaranya, saudara yang dihutangi ini memiliki anak gadis, cantiknya luar biasa, dia kembang desa saat itu, banyak orang mau, banyak yang ditolak. Qadarullah, tiba-tiba hutangnya sudah menumpuk, di bayar susah, diancam, tau peluang diancam, anaknya datang pada pamannya. Dia katakan 'paman tolong maafkan bapak.'
Pamannya naksir kepada ponakannya, dan karena mempunyai kesempatan, pamannya bilang 'aku maafkan dengan satu syarat, kalau enggak aku terus himpit dia, aku masukkan penjara.' Ujar Ust. Adi Hidayat.

Baca Juga: SYAMIL QUR'AN Waqaf dan Ibtida'

Keponakan dari rentenir ini tidak berpikir panjang, karena saking sayangnya terhadap bapaknya, gadis ini mengiyakan syarat yang diajukan pamannya.

"Apa saja yang penting bapak di bebaskan. Malam ini datang kepada saya, saya gauli kamu, dimalam ini kamu tidur dengan saya, saya hapuskan semua hutang bapak kamu. Anak itu diam, hidup dengan ancaman, takut dan pikirannya tidak panjang saat itu, dia iyakan pada saat itu dengan perasaan yang hancur." Lanjutnya.

Qadarullah, pertolongan Allah datang pada saat itu. Allah menyelamatkan gadis ini dari syahwat bejat pamannya, orang tuanya bebas dari hutang, dan pamannya bertaubat kepada Allah Swt.

Baca Juga: Tanda-tanda Khusus dalam Al-Qur'an; Syamil Qur'an

"Malam harinya saat akan di gauli, tiba-tiba anak itu berkata dengan suara yang sangat tulus bersih mengalir dari dalam hatinya 'Paman, ittaqillah (Paman bertaqwalah kepada Allah Swt)'. Begitu diucapkan, seperti tersambar petir, ada sebuah getaran pada jiwa. Lalu dia berkata dengan takutnya, dan meninggalkan gadis ini karena Allah, dan membebaskan hutang saudaranya, dan bebas dari riba, dan dia bilang dan jika ini menjadikan Engkau ridha dengan amalanku ya Allah, maka aku mohon kepadamu bebaskan kami dari batu ini, dan bergerindinglah batu ini." Ujar Ust. Adi Hidayat.

Meninggalkan keburukan merupakan lipat ganda pahala yang akan didapat oleh seorang hamba, dan menjadikan peluang pertolongan kesulitan yang akan menimpanya dimasa yang akan datang. Maka dari itu berbuatlah kebaikan agar senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah Swt.***

Editor: Solehoddin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah