Allah Akan Mengingat Seorang Hamba Dikala Seorang Hamba Mengakalami Kesempitan, Naskah Khutbah Jumat

- 25 Februari 2022, 12:25 WIB
Allah Akan Mengingat Seorang Hamba Dikala Seorang Hamba Mengakalami Kesempitan, Naskah Khutbah Jumat
Allah Akan Mengingat Seorang Hamba Dikala Seorang Hamba Mengakalami Kesempitan, Naskah Khutbah Jumat /Tangkapan layar facebook/

 

BeritaSampang.com - Shalat Jumat adalah sebagai pengganti shlaat dzuhur untuk para kaum laki-laki muslim dan dalam kesempatan ini akan menyampaikan teks khutbah di hari jumat.

'Ingat Allah Saat Lapang, Allah Akan Mengingatmu Saat Kau Sempit'. Tema khutbah ini adalah tema yang dianggap tepat untuk disampaikan di hari jumat.

Seperti dilansir BeritaSampang.com dari PortalJember.com berjudul, "Naskah Khutbah Jumat Terbaru dengan Tema 'Ingat Allah saat Lapang, Allah Akan Mengingatmu saat Kau Sempit"

Baca Juga: Ulama Malikiyah Berpendapat Bahwa Minimal Sesuatu yang Layak Dijadikan Mahar adalah Seperempat Dinar Emas

Teks khutbah ini diambil dari laman Khotbah Jumat oleh Nur Fitri Hadi, MA berikut naskah khutbah Jumat selengkapnya.

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ
أَمَّا بَعْدُ أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى

Ibadallah,

Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Alah. Karena dengan ketakwaanlah seseorang akan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Baca Juga: Ulama Syafi'iyah, Imam Ahmad, Ishak, dan Abu Tsaur Berpendapat Tidak Ada Batas Minimal Mahar

Ibadallah,

Dalam sebuah hadits yang panjang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari sepupunya yang masih kecil, Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma, yang saat itu mungkin baru berusia 10 tahun.

Beliau mengajarkan kepadanya beberapa kalimat yang dipegangi untuk menjadi prinsip dalam menjalani kehidupan.

عَنْ أَبِي العَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ كُنْتُ: خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً

Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Pada suatu hari aku pernah dibonceng Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Baca Juga: Ukuran Mahar Diserahkan Kepada Kemampuan Suami Sesuai dengan Pandangannya yang Sesuai

فَقَالَ لِي: (( يَا غُلاَمُ! إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ،

Beliau bersabda, ‘Wahai anak kecil! Sesungguhnya aku akan mengajarkan beberapa kalimat kepadamu.

Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu.

Baca Juga: Penjelasan Tentang Apakah Mahar Harus Disebutkan dalam Akad Pernikahan


Ibadallah,

Pesan pertama yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sepupunya dan juga kepada kita adalah agar kita menjaga batas-batas Allah.

Menjaga perintah-Nya dan menjaga diri dari langan-Nya. Ketika kita melakukan hal tersebut, maka kita akan mendapatkan penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Banyak orang mencari-cari sesuatu untuk menjaga dirinya. Bahkan ada yang membuat pagar gaib agar ia dan keluarganya mendapatkan keamanan.

Baca Juga: Hikmah Disyariatkannya Mahar dalam Kitab Fikih Munahakahat

Padahal penjagaan yang paling aman adalah penjagaan Allah. karena Dia Tuhan semesta alam. Maha berkuasa. Tidak ada satu pun kejadian di alam semesta ini kecuali terjadi dengan izin-Nya.

Sebagian orang melakukan ritual-ritual tertentu. Ada yang memakai jimat-jimat. Dan lain-lain. Semuanya bertujuan untuk melindungi diri dari bahaya.

Atau sesuatu yang tidak disukai. Padahal ada ritual yang lebih ampuh, yaitu menjaga batas-batas Allah. Kemudian Rasulullah melanjutkan pesannya,

اذا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باِللهِ،
“Jika engkau mau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau mau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah.”

Baca Juga: Hikmah Disyariatkannya Mahar dalam Kitab Fikih Munahakahat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan prinsip penting ini kepada sepupunya. Prinsip yang membuat seseorang menjadi mulia.

Yaitu hanya meminta sesuatu dan meminta tolong kepada Allah Ta’ala. Nabi mengajarkan sepupunya agar hatinya tidak terikat dengan orang lain.

Terkadang, ketika seseorang menghadapi masalah, yang pertama kali ia pikirkan adalah ‘Siapa ya yang bisa dimintai bantuan’.

Ia ingat-ingat nama saudara, kolega, dll. yang memiliki pengaruh. Lalu dihubungi dan diminta tolong. Lebih parah lagi ada orang-orang yang meminta bantuan dukun, jin, dan jimat-jimat, wa ‘iyadzubillah.

Baca Juga: Penjelasan Secara Terperinci Tentang Mahar dalam Kitab Fikih Munahakahat

Kemudian beliau melanjutkan wasiatnya,

وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ،

“Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu.”

Seandainya semua manusia dan semua jin bersekutu untuk memberikan kebaikan kepada kita, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali memang hal itu telah dituliskan Allah untuk kita.

Jika demikian, kita tidak perlu sampai melanggar larangan Allah, menempuh cara yang haram, untuk mendapatkan sesuatu. Karena sesuatu yang bukan menjadi hak kita, tidak akan kita dapatkan.

Halaman:

Editor: Solehoddin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini