Makna Idul Fitri Menurut Hadits

- 25 Mei 2022, 10:06 WIB
Ilustrasi. Makna Idul Fitri Menurut Hadits
Ilustrasi. Makna Idul Fitri Menurut Hadits /Pexels/Rayn L

BeritaSampang.com - Idul fitri atau Lebaran di Indonesia adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriah
 
Perayaan Idul Fitri pertama kali digelar pada tahun ke-2 Hijriah, yaitu bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin pada Perang Badar.
 
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَاْلأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ - رواه ابن ماجه
 
Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah Subhanahu wa Ta'ala bersabda, “Idul Fithri adalah hari dimana kalian berbuka, dan Idul Adha adalah hari dimana kalian berkurban.” (HR. Ibnu Majah).
 
 
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
 
1- Iedul Fithri diterjemahkan dengan kembali kepada fitrah atau kesucian, karena telah ditempa dengan ibadah sebulan penuh di bulan ramadhan. Dan karenanya ia mendapatkan ampunan dan maghfirah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala .
 
2- Iedul Fithri diterjemahkan dengan hari raya berbuka, dimana setelah sebulan penuh ia berpuasa, menjalan ibadah puasa karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, pada hari Idul Fithri ia berbuka dan tidak berpuasa sebagai ungkapan syukur kepada Allah Subhanahu  wa Ta'ala. 3- Sehingga Iedul Fithri adalah hari raya umat Islam yang dianugerahkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala di mana insan dikembalikan pada fithrahnya dengan mendapatkan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala , sekaligus sebagai hari bergembiranya kaum muslimin dimana diperintahkan untuk makan dan minum.
 
 
Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:
 
1- Seringkali pada saat hari raya Iedul Fithri, karena begitu banyaknya makanan yang relatif istimewa, kita lupa dengan 'kapasitas’ perut kita, sehingga terlalu banyak mengkonsumsi makanan. Baik makan besar maupun makan kecil. Sementara Allah Subhanahu  wa Ta'ala telah mengingatkan kita :
 
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَ تُسْرِفُوا إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
 
Dan makan dan minumlah kalian, tapi janganlah kalian berlebih-lebihan. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A’raf 31)
 
2- Pakaian yang bagus dan indah yang memang disunnahkan untuk dikenakan pada hari raya Iedul Fitri, menjadikan kita terjebak pada sifat berlebihan dalam berpakaian ataupun berdandan, sehingga terkadang ‘aurat’ tidak terjaga, atau berpakaian terlalu ketat, atau juga terlalu menyolok (tabarruj). Sehingga dosa-dosa yang telah terampuni kembali masuk dalam diri kita. Oleh karenanya, sebaiknya dalam berpakaian tidak melanggar batasan-batasan syar’i, baik bagi pria maupun wanita.
 
 
وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ اْلأُولَى
 
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (Al-Ahzab 33)
 
3- Iedul Fithri juga sering menjadi ajang untuk menghambur-hamburkan uang pada sesuatu yang ‘manfaatnya’ kurang. Kecuali jika dalam rangka untuk memberikan santunan kepada kerabat keluarga yang membutuhkan, namun itupun juga tidak boleh berlebih-lebihan. Dalam Al-Qur’an Allah mengatakan :
 
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
 
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (Al-Furqan 67).***
 

Editor: Imron Basuki Rahmat

Sumber: Kitab Sunan Ibnu Majah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini