Surat Al Maidah Ayat 24 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsir

- 1 Juli 2022, 20:37 WIB
Tafsir Al Maidah ayat 24
Tafsir Al Maidah ayat 24 /Unspalsh/Ashkan Forouzani
 
BeritaSampang.com - Surat Al Maidah ayat 24 berisi kaum Nabi Musa yang tetap membangkang terhadap perintah Nabi Musa.

Surat  Al Maidah adalah surat ke-5 dalam Al Qur'an yang terdiri dari 120 surat. Surat ini tergolong dalam surat Madaniyyah dan terletak dalam Al Qur'an juz 6 sampai juz 7.

Surat ini dinamakan Al Maidah (hidangan) karena memuat kisah para pengikut setia nabi Isa yang meminta kepada nabi Isa agar Allah menurunkan Al Maidah (hidangan makanan) dari langit untuk mereka.
 
Baca Juga: Surat Al Maidah Ayat 23 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsir

Surat Al Maidah juga disebut Al-Uqud (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surah ini, di mana Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji terhadap Allah maupun perjanjian-perjanjian yang mereka buat terhadap sesamanya.

Surat ini juga dinamakan Al-Munqidz (yang menyelamatkan), sebab pada bagian akhir surah ini memuat kesaksian Isa Al-Masih terhadap kaum pengikutnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat Al Maidah ayat 24 :

قَا لُوْا يٰمُوْسٰۤى اِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَاۤ اَبَدًا مَّا دَا مُوْا فِيْهَا فَا ذْهَبْ اَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَا تِلَاۤ اِنَّا هٰهُنَا قَا عِدُوْنَ

Arab-Latin:
Qooluu yaa muusaaa innaa lan nadkhulahaaa abadam maa daamuu fiihaa faz-hab angta wa robbuka fa qootilaaa innaa haahunaa qoo'iduun

Terjemah:
"Mereka berkata, 'Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja.'" (QS. Al Ma'idah 5: Ayat 24).
 
Baca Juga: Penuh Derai Air Mata, Nathalie Holscher Curhat Suka Dukanya Menjadi Ibu Sambung Anaknya Sule

Tafsir Ringkas Kemenag:
Pada ayat sebelumnya surat Al Maidah ayat 23 disebutkan bahwa ada dua orang yaitu Yosua bin Nun dan Kalaeb bin Yefune yang bersedia memasuki kota Kanaan Palestina dan mengajak yang lain untuk menyerbu kota tersebut.

Namun anjuran dua orang utusan itu tidak dapat mempengaruhi kaumnya dan tidak mengubah semangat mereka. 

Setelah itu, mereka mengulangi ucapan mereka kepada Nabi Musa bahwa mereka selamanya tidak akan masuk Kanaan selama raksasa dan angkuh penduduk negeri itu masih berada di sana. 

Mereka menandaskan bahwa jika Nabi Musa tetap berkehendak akan memasuki tanah Kanaan, maka biar Nabi Musa sajalah bersama bantuan Tuhan yang akan memerangi kaum itu, sedangkan mereka tetap membangkang tidak mengikuti Musa memasuki Kanaan. 

Jawaban mereka ini menunjukkan kedangkalan pikiran dan kekerdilan mereka. Memang mula-mula mereka memuji Allah mengikuti Nabi Musa, kemudian mereka berusaha menyembah anak sapi mengikuti ajakan Samiri. Memang kaum Yahudi itu biasa membangkang terhadap Nabinya, bahkan kadang-kadang membunuhnya.***
 
 

Editor: Imron Basuki Rahmat

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini