Ramai Soal Wabah PMK, Bupati Pamekasan Sebut Penyakit Ini Tidak Menular ke Manusia

20 Mei 2022, 09:50 WIB
Ramai Soal Wabah PMK, Bupati Pamekasan Sebut Penyakit Ini Tidak Menular ke Manusia /Instagram/@rabaddruttamam

BeritaSampang.com – Wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) pada hewan ternak merebak hampir ke seluruh Indonesia.

Dengan adanya PMK hewan ini, Baddrut Tamam, selaku bupati Pamekasan, menegaskan penyakit tersebut tidak menular kepada manusia.

“Jadi tidak perlu khawatir, tetap aman makan daging,” tulisnya pada unggahan akun Instagram @pamekasanhebat.

Baca Juga: Persiapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 30, Simak Syarat dan Cara Daftarnya!

Antisipasi yang dilakukan Baddrut Tamam terkait wabah PMK ini adalah melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang sapi milik warga.

Penyemprotan disinfektan kandang ternak dilakukan oleh Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Pamekasan, Jawa Timur.

Antisipasi ini perlu dilakukan untuk mencegah menularnya wabah PMK di Pamekasan.

Baca Juga: NCT Dream Tiba di Indonesia, Jaemin Sapa Para NCTzen: Halo Indonesia!

Aktivis FRPB Pamekasan tersebut, menyemprotkan disinfektan ke kandang hewan milik warga.

“Ini kami lakukan sebagai bentuk kepedulian, sekaligus untuk mencegah penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku, mengingat di sejumlah daerah, jenis penyakit ini sudah banyak menyerang sapi peliharaan warga,” kata Budi Cahyono, ketua FRPB di Pamekasan, Senin, 16 MEI 2022.

Menurut Budi, ciri-ciri hewan yang gampang tertular wabah ini yaitu berkuku belah atau gelap, seperti sapi, domba, kerbau, kambing, rusa, unta, dan termasuk hewan liar, seperti gajah, antelope, bison, menjangan, dan jerapah.

Baca Juga: Virus Cacar Monyet Kian Merebak, Waspadai Gejalanya!

Ia menerangkan PMK adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh virus tipe A dari keluarga picornaviridae, genus apthovirus yakni aphtaee epizootecae.

Para relawan juga menjelaskan bagaimana cara menanggulangi wabah tersebut dan ciri-ciri hewan tertular.

“Jika ditemukan ternak terlihat lemah, lesu, kaki pincang, air liur berlebihan, tidak mau makan, dan mulut melepuh, segera hubungi petugas,” kata Budi.

Baca Juga: Perusahaan Google Cabang Rusia Terancam Bangkrut, Tidak Bisa Membayar Gaji Karyawan

Lebih lanjut, ia menjelaskan gejala klinis hewan yang terkena PMK pada sapi, di antaranya demam hingga mencapai 41 derajat celcius, sapi menggigil, nafsu makan menurun, dan sapi perah mengalami penurunan produksi susu yang drastis selama 2-3 hari.

Sapi juga sering menggeretkan gigi, menggosokkan mulut, leleran mulut, suka sering menendang kaki.

Penularan wabah tersebut diakibatkan karena beberapa hal, di antaranya kontak langsung dengan hewan yang tertular, sisa makanan atau sampah yang terkontaminasi produk hewan, seperti daging dan tulang dari hewan yang tertular.

Baca Juga: Horoskop Harian Zodiak Pisces Hari Ini, Jum'at 20 Mei 2022: Hari Ini Tekadmu Sangat Kuat

Sedangkan, kontak tidak langsung melalui vektor hidup, yaitu terbawa oleh manusia, seperti terbawa mobil angkutan, peralatan, alas kandang, dan lain sebagainya.

Sambung Budi, virus ini juga tersebar melalui udara, angin daerah beriklim khusus yang mencapai 60 km di darat dan 300 km di laut.

“Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan adalah melakukan desinfeksi kandang dan peralatan secara berkala setelah selesai digunakan, serta melalukan desinfeksi lingkungan sekitar kandang secara berkala. Karena itu, kita gerakkan anggota untuk membantu warga dengan melakukan penyemprotan disinfektan di kandang warga,” katanya.***

Editor: Miftahul Arifin

Sumber: ANTARA Instagram @pamekasanhebat

Tags

Terkini

Terpopuler