BeritaSampang.com - Surat Al Maidah ayat 63 berisi tentang celaan kepada orang-orang Yahudi atas perbuatan buruk yang mereka perbuat.
Surat Al Maidah adalah surat ke-5 dalam Al Qur'an yang terdiri dari 120 surat. Surat ini tergolong dalam surat Madaniyyah dan terletak dalam Al Qur'an juz 6 sampai juz 7.
Surat ini dinamakan Al Maidah (hidangan) karena memuat kisah para pengikut setia nabi Isa yang meminta kepada nabi Isa agar Allah menurunkan Al Maidah (hidangan makanan) dari langit untuk mereka.
Baca Juga: Disney Akan Bekerja Sama Dengan BTS untuk Membuat Serial Dokumenter Grup K-Pop Tersebut
Surat Al Maidah juga disebut Al-Uqud (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surah ini, di mana Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji terhadap Allah maupun perjanjian-perjanjian yang mereka buat terhadap sesamanya.
Surat ini juga dinamakan Al-Munqidz (yang menyelamatkan), sebab pada bagian akhir surah ini memuat kesaksian Isa Al-Masih terhadap kaum pengikutnya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat Al Maidah ayat 63 :
لَوْلَا يَنْهٰٮهُمُ الرَّبَّا نِيُّوْنَ وَا لْاَ حْبَا رُ عَنْ قَوْلِهِمُ الْاِ ثْمَ وَاَ كْلِهِمُ السُّحْتَ ۗ لَبِئْسَ مَا كَا نُوْا يَصْنَعُوْنَ
Arab-Latin:
Lau laa yan-haahumur-robbaaniyyuuna wal-ahbaaru 'ang qoulihimul-isma wa aklihimus-suht, labi-sa maa kaanuu yashna'uun.
Baca Juga: Twitter Secara Formal Menguggat Elon Musk Agar Memaksanya untuk Membeli Perusahaan Tersebut
Terjemah:
"Mengapa para ulama dan para pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 63).
Tafsir Ringkas Kemenag:
Di antara sebab dari perbuatan buruk yang dilakukan orang-orang Yahudi itu adalah karena mereka tidak mendapat peringatan dari pendetanya.
Ayat ini menyatakan celaan yang maksudnya sebagai berikut: Mengapa orang-orang alim dan pendeta-pendeta Yahudi tidak mau melarang kebohongannya dan makan harta yang haram?
Ibnu Abbas menceritakan bahwa tidak ada di dalam Al-Qur'an celaan yang lebih keras dari ayat ini terhadap para ulama yang melalaikan tugas mereka dalam menyampaikan dakwah tentang larangan-larangan dan kejahatan-kejahatan.
Para ulama tafsir mengatakan bahwa ayat ini tidak sekadar menceritakan kisah yang harus disampaikan kepada para pendeta yang tidak menunjuki jalan yang baik bagi orang-orang Yahudi yang berbuat fasik, tetapi yang lebih penting dari itu yang harus kita sadari adalah bahwa orang yahudi melarang para ulama Islam menyampaikan dakwah terutama melakukan perbuatan yang baik dan mencegah perbuatan yang jelek.***
Baca Juga: Putuskan Lanjutkan Karier di MLS, Gareth Bale: Tidak Buruk
Artikel Rekomendasi