Menjadi Wali Allah dengan Amalan-amalan Wajib dan Sunnah, Hadis Arbain An-Nawawi

- 27 Agustus 2022, 12:26 WIB
Menjadi Wali Allah dengan Amalan-amalan Wajib dan Sunnah, Hadis Arbain An-Nawawi /
Menjadi Wali Allah dengan Amalan-amalan Wajib dan Sunnah, Hadis Arbain An-Nawawi / /
 
BeritaSampang.com - Ibadah ialah amalan-amalan yang dilakukan oleh muslim yang ditujukan sepenuhnya sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah dan larangan Allah yang telah diatur dalam syariat Islam.

Pemaknaan ibadah sebagai suatu bentuk ketaatan disampaikan oleh Allah di dalam Al-Qur'an pada Surah Al-Bayyinah ayat 5.

Tujuan beribadah disampaikan oleh Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 21, yaitu sebagai bentuk meraih ketakwaan. 
 
Baca Juga: Alasan Mengapa Shalat Seorang Hamba Tidak Diterima Oleh Allah Karena Mendatangi Dukun

Konsep ibadah di dalam Islam sesuai dengan konsep tujuan penciptaan manusia oleh Allah, yaitu untuk mengabdi kepada-Nya.

Manfaat dari ibadah bagi manusia adalah memperoleh ridha Allah serta meningkatkan motivasi dan semangat hidup di dunia.

Ibadah terbagi menjadi dua jenis yaitu ibadah umum dan ibadah khusus. Ibadah umum meliputi semua perbuatan kebaikan yang diniatkan untuk memperoleh ridha Allah.
 
Baca Juga: Larangan Memakai Parfum Bagi Para Wanita Muslimah, Mengapa?

Sedangkan ibadah khusus ialah ibadah yang tata cara pelaksanaannya telah ditetapkan oleh Allah.

Tujuan dari mengadakan ibadah adalah untuk mencapai ketakwaan. Tujuan ini disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 21.

Dalam ayat ini, Allah berfirman dengan menyeru kepada manusia untuk menyembahNya.

Penyembahan ini sebagai bentuk pengakuan atas Allah sebagai pencipta yang telah menciptakan manusia dan generasi-generasi manusia sebelumnya.
 
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengingatkan Imam Shalat yang Kebingungan?

Seperti dilansir BeritaSampang.com dari Kanal Youtube Rumaysho TV

Melanjutkan pembahasan hadis Arbain An-Nawawi, kali ini sampai pada urutan ke-38, tentang menjadi wali Allah dengan amalan wajib dan sunnah.

Siapa itu sebenarnya wali Allah?

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, "Suatu kaum mengeklaim mencintai Allah, lantas Allah turunkan surah Ali Imran ayat 31 sebagai ujian bagi mereka".
 
Baca Juga: Alasan Mengapa Shalat Seorang Hamba Tidak Diterima Oleh Allah Karena Mendatangi Dukun

Allah sungguh telah menjelaskan dalam ayat tersebut, barang siapa yang mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Allah akan mencintainya.

Namun, siapa yang mengeklaim mencintai Allah, tetapi tidak mengikuti beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, ia tidaklah termasuk wali Allah.

Banyak orang menyangka dirinya atau selainnya sebagai wali Allah, tetapi kenyataannya mereka bukan wali-Nya. Bisa dilihat, Yahudi dan Nasrani mengeklaim bahwa mereka adalah wali Allah, yang masuk surga hanyalah dari golongan mereka saja, mengaku bahwa mereka adalah anak Allah dan kekasih-Nya, ternyata hanya klaim semata." (Al-Furqan Bayna Awliya' Ar-Rahman wa Awliya' Asy-Syaithan, hlm. 30).
 
Baca Juga: Larangan Memakai Parfum Bagi Para Wanita Muslimah, Mengapa?

Patut dipahami, wali Allah itu ada dua macam:

1. As-saabiquun al-muqorrobun (wali Allah terdepan), adalah hamba Allah yang selalu mendekatkan diri pada Allah dengan amalan sunnah, di samping melakukan yang wajib, serta dia meninggalkan yang haram sekaligus yang makruh.

2. Al-abror ash-habul yamin (wali Allah pertengahan), adalah hamba Allah yang hanya mendekatkan diri pada Allah dengan amalan yang wajib dan meninggalkan yang haram, ia tidak membebani dirinya dengan amalan sunnah dan tidak menahan diri dari berlebihan dalam yang mubah.

Editor: Solehoddin

Sumber: dakwahreels


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah