Presiden Joe Biden Setuju Berikan Ukraina Rudal Jarak Jauh

1 Juni 2022, 09:55 WIB
Presiden Joe Biden Setuju Menberikan Ukraina Rudal Jarak Jauh /Instagram/@joebiden

BeritaSampang.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah setuju untuk memberi Ukraina sistem roket canggih yang dapat menyerang dengan presisi pada sasaran jarak jauh Rusia.

Bagian dari paket senjata senilai 700 juta dolar AS yang diharapkan akan diluncurkan pada Rabu 1 Juni 2022.

Amerika Serikat memberi Ukraina sistem roket artileri mobilitas tinggi, yang dapat secara akurat mencapai target sejauh 80 km.

Baca Juga: Presiden Joe Biden Meminta Nasihat Perdana Menteri Selandia Baru Tentang Kekerasan Senjata Ekstremis

Pemberian tersebut dilakulan setelah Ukraina memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan menggunakan rudal untuk menyerang di Rusia, kata pejabat senior pemerintah.

Presiden Joe Biden mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan berakhir melalui diplomasi tetapi Amerika Serikat harus menyediakan senjata dan amunisi yang signifikan untuk memberi Ukraina pengaruh tertinggi di meja perundingan.

"Itulah mengapa saya memutuskan bahwa kami akan memberi Ukraina sistem roket dan amunisi yang lebih canggih yang akan memungkinkan mereka untuk lebih tepat menyerang sasaran utama di medan perang di Ukraina," tulis Joe Biden dikutip BeritaSampang.com dari CNA.

Baca Juga: Jokowi Ajak Anak Muda Bangsa untuk Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila

Berdasarkan keterangan pejabat Amerka Serikat, Paket tersebut juga berisi amunisi, radar penangkal tembakan, sejumlah radar pengawasan udara, rudal anti-tank Javelin tambahan, serta senjata anti-armor.

Para pejabat Ukraina telah meminta sekutu sistem rudal jarak jauh yang dapat menembakkan rentetan roket ratusan mil jauhnya, dengan harapan mengubah keadaan dalam perang selama tiga bulan.

"Kami tidak akan mengirim sistem roket ke Ukraina yang menyerang Rusia," kata Joe Biden.

Baca Juga: Indonesia Batalkan Rencana Pengiriman TKI ke Perkebunan Sawit Malaysia

Joe Biden ingin membantu Ukraina mempertahankan diri tetapi menentang penyediaan senjata yang dapat digunakan Ukraina untuk menyerang Rusia.

Ribuan orang telah tewas di Ukraina dan jutaan lainnya mengungsi sejak invasi Rusia pada 24 Februari. Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang merebut wilayah.

Sekutu Barat semakin bersedia memberikan persenjataan jarak jauh kepada Ukraina, termasuk howitzer M777, karena kekuatannya memerangi Rusia diperkirakan intelijen AS akan lebih berhasil.

Baca Juga: Red Bull Umumkan Perpanjangan Kontrak Sergio Perez Hingga 2024 Setelah Menangi Grand Prix Monako

Tetapi intelijen AS juga telah memperingatkan tentang risiko yang tinggi, terutama mengingat ketidaksesuaian antara ambisi nyata Presiden Rusia Vladimir Putin dan kinerja militernya.

Sebelumnya, Menteri Pertahana Ukraina, Oleksiy Reznikov mengatakan bahwa Ukraina telah mulai menerima rudal anti-kapal Harpoon dari Denmark dan howitzer self-propelled dari Amerika Serikat.***

Editor: Miftahul Arifin

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler