Presiden Singgung Pentingnya Sinkronisasi Kebijakan Antar Negara Mengenai Ancaman Perubahan Iklim

- 2 November 2021, 00:07 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Joko Widodo (Jokowi). /@jokowi/instagram

BeritaSampang.com - Presiden Joko Widodo mengatakan pentingnya sinkronisasi kebijakan antara negara maju dan negara berkembang mengenai perubahan iklim. Hal itu disampaikan Jokowi ketika mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris, Senin, 1 November 2021.

“Kita semua, termasuk negara-negara maju, harus menunjukkan langkah lebih konkret dalam hal pengendalian iklim, terutama dalam hal dukungan pendanaan untuk negara-negara berkembang dalam melakukan transisi energi dari fossil fuel ke renewable energy,” kata Presiden dikutip dari Antara Senin, 1 November 2021.

Presiden mengharapkan pendanaan adaptasi sebesar 100 miliar dolar AS dari negara maju segera dipenuhi guna mempercepat upaya penanganan perubahan iklim.

Baca Juga: Vaksin untuk anak-anak sudah diizinkan oleh BPOM menggunakan vaksin SIiovac.

Baca Juga: WhatsApp Hentikan Layanannya Pada Beberapa HP Android dan IOS. Segera cek HP Kalian!

“Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan langkah konkret dalam hal pengendalian iklim. Laju deforestasi kita saat ini yang paling rendah selama 20 tahun, tingkat kebakaran hutan berkurang 82 persen. Indonesia juga akan melakukan restorasi sebesar 64 ribu hektare lahan mangrove. Ini sangat penting karena mangrove menyimpan karbon 3-4x lebih besar dibandingkan lahan gambut,” terangnya.

Oleh karena itu, Presiden percaya bahwa Indonesia akan dapat memenuhi komitmen pada tahun 2030 di dalam Paris Agreement, yaitu pengurangan emisi sebesar 29 persen secara unconditional.

“Indonesia telah mengadopsi Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050, serta road map yang detail untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal,” lanjutnya.

Baca Juga: Tak Sesuai Janji Semula, Wakil Ketua DPR RI: ...Seolah bangsa ini diakali pelan-pelan.

Halaman:

Editor: Miftahul Arifin

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini