Alasan Nadiem Makarim Menolak Bahasa Melayu Dijadikan Bahasa ASEAN

- 23 April 2022, 15:02 WIB
 Alasan Nadiem Makarim Menolak Bahasa Melayu Dijadikan Bahasa ASEAN
Alasan Nadiem Makarim Menolak Bahasa Melayu Dijadikan Bahasa ASEAN /tangkapan layar YouTube Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi./

 

BeritaSampang.com - Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi memberi alasan kenapa dirinya menolak kalau Bahasa Melayu menjadi Bahasa ASEAN.

Menurut Nadiem Makarim bahwasanya yang pantas dijadikan Bahasa ASEAN adalah bahasa Indonesia karena Bahasa Indonesia dinilai sangat layak.

Menurutnya pula, Bahasa Indonesia lebih cocok karena telah digunakan di berbagai negara di Asia Tenggara dengan penyebaran lebih dari 47 negara.

Baca Juga: Rukyatul Hilal Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Penentuan 1 Syawal 1443 Hijriyah

Seperti dilansir BeritaSampang.com dari PikiranRakyat.com berjudul, "Nadiem Makarim Beberkan Alasan Tolak Usulan Bahasa Melayu jadi Bahasa Kedua ASEAN"

Nadiem Makarim menghimbau bahwa seluruh masyarakat turut bahu membahu dengan pemerintah untuk terus berdayakan dan bela bahasa Indonesia, dengan alasan karena bahasa Indonesia memiliki keunggulan historis, hukum, dan linguistik.

“Dengan semu keunggulan yang dimiliki bahasa Indonesia dari aspek historis, hukum, dan linguistik, serta bagaimana bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang diakui secara Internasional,” Kata Nadiem Makarim.

Baca Juga: Fenomena Terjadinya Hujan Ikan yang Tejadi di Hondulas Yoro atau 'Lluvia de Peces'

“Sudah selayaknya bahasa Indonesia duduk di posisi terdepan, dan jika memungkinkan menjadi bahasa pengantar untuk pertemuan-pertemuan resmi ASEAN,” ucap Nadiem.

Nadiem menegaskan bahwa kementeriannya sedang ditugaskan untuk memperluas, mempromosikan, dan melindungi bahasa dan sastra Indonesia, serta meningkatkan fungsinya sebagai bahasa Internasional.

Namun karena Malaysia ingin mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa ASEAN, maka usulan tersebut harus dipelajari dan dibahas secara detail.

Baca Juga: Perubahan Iklim yang Disebabkan oleh Kentut Sapi atau Dikenal dengan Sebutan Climate Change

“Saya sebagai Mendikbud Ristek, tentu menolak usulan tersebut (usulan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob agar memperkuat bahasa Melayu sebagai bahasa perantara dan bahasa resmi ASEAN)," ujar Nadiem.

"Namun, karena ada keinginan negara sahabat kita mengajukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN, tentu keinginan tersebut perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut di tataran regional,” ucap Nadiem.

Sementara itu, alasan lain bahasa Indonesia menjadi bahasa yang cocok untuk bahasa ASEAN karena Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) telah diselenggarakan oleh 428 lembaga, baik yang difasilitasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Ristek, maupun BIPA, pemerintah, dan lembaga di seluruh dunia.

Baca Juga: Kemenhub Perbarui Aturan Operasional Angkutan Barang Selama Lebaran 2022

Bahasa indonesia juga telah diajarkan sebagai mata kuliah di sejumlah kampus kelas dunia di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia, serta di beberapa perguruan tinggi terkemuka di Asia.

Salah satu mahasiswa pemelajar BIPA dari Uzbekistan Tulaganov Shakhzod turut memberikan tanggapan bahwa bahasa Indonesia akan menjadi bahasa yang mendunia karena perkembangannya.

“Saya kira ke depan bahasa Indonesia akan menjadi bahasa yang mendunia, karena sangat berkembang,” ucap mahasiswa pemelajar BIPA dari Uzbekistan Tulaganov Shakzod dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari laman Antara.

Baca Juga: Kejaksa Agung Lakukan Penggeledahan di 10 Lokasi Terkait Dugaan Korupsi Pemberian Izin Fasilitas Ekspor CPO

Dia turut membagikan pengalaman saat mempelajari bahasa Indonesia. Menurutnya, belajar bahasa Indonesia adalah hal yang sangat menyenangkan dan mudah.

Pendapat lain turut disampaikan oleh pemelajar BIPA dari Finlandia, Anton Vaisman, ia mengatakan bahwa bahasa Indonesia cukup mudah dipelajari karena tidak ada gender, memiliki tata bahasa yang cukup mudah, dan pelafalan yang sangat konsisten.***(Tita Salsabila/PikiranRakyat)

Editor: Solehoddin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini