Amerika Serikat Cabut Aturan Pembatasan Penerbangan ke Kuba

- 2 Juni 2022, 10:47 WIB
Amerika Serikat cabut aturan pembatasan penerbangan ke Kuba
Amerika Serikat cabut aturan pembatasan penerbangan ke Kuba /Pixabay/JFK-Photography

BeritaSampang.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mencabut serangkaian pembatasan penerbangan ke Kuba yang diberlakukan oleh pemerintah sebelumnya pada Rabu 1 Juni 2022.
 
Mencabutan serangkaian pembatasan tersebut termasuk mengakhiri larangan penerbangan maskapai AS ke bandara Kuba selain Havana.
 
Departemen Transportasi AS (USDOT) mengeluarkan perintah atas permintaan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, yang mengatakan tindakan tersebut mendukung rakyat Kuba sekaligus untuk kepentingan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
 
 
White House bulan lalu telah mengisyaratkan langkah yang direncanakan sebagai bagian dari revisi kebijakan yang lebih luas terhadap Kuba. Pembatasan penerbangan telah dicabut.
 
Pemerintahan Trump telah mengeluarkan serangkaian pembatasan penerbangan pada 2019 dan 2020 dalam upaya untuk meningkatkan tekanan ekonomi AS pada pemerintah Kuba.
 
Pembatasan termasuk melarang maskapai penerbangan AS terbang ke delapan bandara internasional di Kuba di luar Havana termasuk di Camaguey, Cayo Coco, Cayo Largo, Cienfuegos, Manzanillo, Matanzas dan Santiago de Cuba.
 
 
 
Di bawah Presiden Donald Trump, USDOT memberlakukan batasan pada penerbangan charter ke Kuba sebesar 3.600 per tahun dan kemudian menangguhkan penerbangan charter pribadi ke Kuba. 
 
Departemen tersebut juga melarang penerbangan sewaan ke bandara Kuba mana pun kecuali Havana.
 
Kemudian Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan Kuba menggunakan dana pariwisata dan perjalanan untuk membiayai pelanggaran dan campur tangan di Venezuela. Diktator semacam itu tidak dapat diizinkan untuk mengambil keuntungan dari perjalanan AS.
 
USDOT di bawah pimpinan Trump memang mengizinkan charter publik resmi ke dan dari Havana dan penerbangan charter resmi lainnya untuk tujuan medis darurat, pencarian dan penyelamatan, dan perjalanan lain yang dianggap untuk kepentingan Amerika Serikat.***
 
 
 

Editor: Imron Basuki Rahmat

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x