Surat Al Maidah Ayat 41 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsir

- 5 Juli 2022, 00:49 WIB
Tafsir Al Maidah ayat 41
Tafsir Al Maidah ayat 41 /Pexels/Mraqieb

BeritaSampang.com - Surat Al Maidah ayat 41 menjelaskan sikap orang Yahudi terhadap hukum dalam Kitab Taurat. 

Surat  Al Maidah adalah surat ke-5 dalam Al Qur'an yang terdiri dari 120 surat. Surat ini tergolong dalam surat Madaniyyah dan terletak dalam Al Qur'an juz 6 sampai juz 7.

Surat ini dinamakan Al Maidah (hidangan) karena memuat kisah para pengikut setia nabi Isa yang meminta kepada nabi Isa agar Allah menurunkan Al Maidah (hidangan makanan) dari langit untuk mereka.
 
Baca Juga: Surat Al Maidah Ayat 40 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsir

Surat Al Maidah juga disebut Al-Uqud (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surah ini, di mana Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji terhadap Allah maupun perjanjian-perjanjian yang mereka buat terhadap sesamanya.

Surat ini juga dinamakan Al-Munqidz (yang menyelamatkan), sebab pada bagian akhir surah ini memuat kesaksian Isa Al-Masih terhadap kaum pengikutnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat Al Maidah ayat 41 :

يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوْلُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَا رِعُوْنَ فِى الْكُفْرِ مِنَ الَّذِيْنَ قَا لُوْۤا اٰمَنَّا بِاَ فْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوْبُهُمْ  ۛ  وَمِنَ الَّذِيْنَ هَا دُوْا  ۛ  سَمّٰعُوْنَ لِلْكَذِبِ سَمّٰعُوْنَ لِقَوْمٍ اٰخَرِيْنَ ۙ لَمْ يَأْتُوْكَ ۗ يُحَرِّفُوْنَ الْـكَلِمَ مِنْۢ بَعْدِ مَوَا ضِعِهٖ ۚ يَقُوْلُوْنَ اِنْ اُوْتِيْتُمْ هٰذَا فَخُذُوْهُ وَاِ نْ لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَا حْذَرُوْا ۗ وَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ فِتْنَـتَهٗ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ شَيْـئًـا ۗ اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ لَمْ يُرِدِ اللّٰهُ اَنْ يُّطَهِّرَ قُلُوْبَهُمْ ۗ لَهُمْ فِيْ الدُّنْيَا خِزْيٌ ۖ وَّلَهُمْ فِيْ الْاٰ خِرَةِ عَذَا بٌ عَظِيْمٌ

Arab-Latin:
Yaaa ayyuhar-rosuulu laa yahzungkallaziina yusaari'uuna fil-kufri minallaziina qooluuu aamannaa bi-afwaahihim wa lam tu-ming quluubuhum, wa minallaziina haaduu sammaa'uuna lil-kazibi sammaa'uuna liqoumin aakhoriina lam ya-tuuk, yuharrifuunal-kalima mim ba'di mawaadhi'ihii, yaquuluuna in uutiitum haazaa fa khuzuuhu wa il lam tu-tauhu fahzaruu, wa may yuridillaahu fitnatahuu fa lang tamlika lahuu minallohi syai-aa, ulaaa-ikallaziina lam yuridillaahu ay yuthohhiro quluubahum, lahum fid-dun-yaa khizyuw wa lahum fil-aakhiroti 'azaabun 'azhiim.

Terjemah:
"Wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena mereka berlomba-lomba dalam kekafirannya. Yaitu orang-orang (munafik) yang mengatakan dengan mulut mereka, "Kami telah beriman," padahal hati mereka belum beriman; dan juga orang-orang Yahudi yang sangat suka mendengar (berita-berita) bohong dan sangat suka mendengar (perkataan-perkataan) orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Mereka mengubah kata-kata (Taurat) dari makna yang sebenarnya. Mereka mengatakan, "Jika ini yang diberikan kepadamu (yang sudah diubah) terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah." Barang siapa dikehendaki Allah untuk dibiarkan sesat, sedikit pun engkau tidak akan mampu menolak sesuatu pun dari Allah (untuk menolongnya). Mereka itu adalah orang-orang yang sudah tidak dikehendaki Allah untuk menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat akan mendapat azab yang besar." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 41).
 
Baca Juga: Bagiamana Seeorang Muslim Menjawab Salam yang Diucapkan Oleh Ahli Kitab?

Tafsir Ringkas Kemenag:
Ayat ini menjelaskan sikap orang Yahudi terhadap hukum dalam Kitab Taurat. Keterangan ini diawali dengan peringatan kepada Rasulullah. "Wahai Rasul! Janganlah engkau disedihkan karena mereka berlomba-lomba dalam kekafirannya dan permusuhan, karena Allah pasti akan melindungimu."

Ada di antara mereka yang mengaku percaya dengan ucapan, tetapi hati mereka tetap ingkar dan tidak percaya; begitu pula halnya sebagian dari orang-orang Yahudi.

"Maka waspadalah juga terhadap orang-orang Yahudi yang sangat suka mendengar berita yang dibohongi oleh para pendetanya, dan para pendetanya juga sangat suka terinspirasi oleh perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang menjelekkanmu."

Mereka tidak segan-segan untuk mengubah kata-kata untuk mengubah kata-kata yang sebenarnya, seperti Taurat mengubah hukum rajam menjadi menghitamkan wajah dan cambukan, atau menyelewengkan pengertiannya. 

Mereka mengatakan kepada utusan yang diperintahkan untuk bertanya kepada Rasulullah tentang hukum bagi pezina, “Jika ini, seperti yang mereka lakukan, yang diberikan, yaitu hukum yang sudah diubah, terimalah, dan jika kamu diberi hukum yang bukan ini, maka hati-hatilah dan jangan diterima.” 

Barang siapa dibiarkan sesat karena keangkuhan dan keras kepalanya, maka ia sedikit pun tidak akan mampu menolak suatu akibat atau hukuman apa pun dari Allah untuk membantunya. 

Karena pilihan mereka pada kesesatan, maka mereka itu termasuk orang-orang yang sudah tidak mendukung Allah untuk diberi petunjuk agar dapat menyucikan hati mereka. Di dunia mereka pasti akan mendapat kehinaan akibat sikapnya itu, dan di akhirat mereka pasti akan mendapat azab yang besar karena kesesatannya.***
 

Editor: Imron Basuki Rahmat

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah