Surat Al Maidah Ayat 44 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsir

- 5 Juli 2022, 06:02 WIB
Tafsir Al Maidah ayat 44
Tafsir Al Maidah ayat 44 /Unsplash/Madrosah Sunnah

BeritaSampang.com - Surat Al Maidah ayat 44 berisi tentang penjelasan bahwa kita Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa berisi tentang petunjuk bagi kaumnya.

Surat  Al Maidah adalah surat ke-5 dalam Al Qur'an yang terdiri dari 120 surat. Surat ini tergolong dalam surat Madaniyyah dan terletak dalam Al Qur'an juz 6 sampai juz 7.

Surat ini dinamakan Al Maidah (hidangan) karena memuat kisah para pengikut setia nabi Isa yang meminta kepada nabi Isa agar Allah menurunkan Al Maidah (hidangan makanan) dari langit untuk mereka.
 
Baca Juga: Surat Al Maidah Ayat 43 Lengkap dengan Terjemah dan Tafsir

Surat Al Maidah juga disebut Al-Uqud (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surah ini, di mana Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji terhadap Allah maupun perjanjian-perjanjian yang mereka buat terhadap sesamanya.

Surat ini juga dinamakan Al-Munqidz (yang menyelamatkan), sebab pada bagian akhir surah ini memuat kesaksian Isa Al-Masih terhadap kaum pengikutnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat Al Maidah ayat 44 :

اِنَّاۤ اَنْزَلْنَا التَّوْرٰٮةَ فِيْهَا هُدًى وَّنُوْرٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّوْنَ الَّذِيْنَ اَسْلَمُوْا لِلَّذِيْنَ هَا دُوْا وَ الرَّبَّا نِيُّوْنَ وَا لْاَ حْبَا رُ بِمَا اسْتُحْفِظُوْا مِنْ كِتٰبِ اللّٰهِ وَكَا نُوْا عَلَيْهِ شُهَدَآءَ ۚ فَلَا تَخْشَوُا النَّا سَ وَا خْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوْا بِاٰ يٰتِيْ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗ وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْكٰفِرُوْنَ

Arab-Latin:
Innaaa angzalnat-tauroota fiihaa hudaw wa nuur, yahkumu bihan-nabiyyuunallaziina aslamuu lillaziina haaduu war-robbaaniyyuuna wal-ahbaaru bimastuhfizhuu ming kitaabillaahi wa kaanuu 'alaihi syuhadaaa, fa laa takhsyawun-naasa wakhsyauni wa laa tasytaruu bi-aayaatii samanang qoliilaa, wa mal lam yahkum bimaaa angzalallohu fa ulaaa-ika humul-kaafiruun.

Terjemah:
"Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat, di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barang siapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 44).
 
Baca Juga: Mencari Keberkahan pada Makanan

Tafsir Ringkas Kemenag:
Kitab Taurat yang diturunkan Allah Nabi Musa, berisi bimbingan dan petunjuk bagi manusia kepada yang hak, sehingga mereka (kaum Nabi Musa) dapat keluar dan selamat dari kesesatan dan penyembahan berhala, dan juga merupakan cahaya yang dapat dilihat dari hal-hal yang masih samar-samar ataupun yang masih gelap bagi mereka, sehingga mereka dapat melihat jalan yang benar, baik dalam urusan agama, maupun duniawi. 

Kitab Taurat menjadi petunjuk bagi nabi-nabi yang telah menyerahkan diri kepada Allah dengan penuh keikhlasan, yaitu Nabi Musa dan nabi-nabi dari Bani Israil sebelumnya, sampai kepada Nabi Isa. 

Kitab ini telah digunakan untuk memutuskan perkara orang-orang Yahudi saja, karena memang Taurat itu diturunkan khusus untuk orang-orang Yahudi. Begitu juga tokoh-tokoh dan pendeta-pendeta mereka, telah menggunakan Taurat sebagai undang-undang di kala tidak ada nabi bersama mereka, karena mereka semua telah diperintahkan Allah untuk memelihara kitab Taurat, dan menjadi saksi serta bertanggung jawab atas pelaksanaannya. 

Jangan sampai mereka menyelewengkan hukum-hukum yang ada di dalamnya, dan tersembunyi karena bertentangan dengan keinginan hawa nafsu mereka, atau karena takut kepada pembesarnya, sehingga tidak berani hukum terhadap mereka, seolah-akan mereka lebih takut kepada sesama manusia daripada kepada Allah.

Lain halnya dengan Abdullah bin Salam yang hidup sampai masa al-Khulafa ar-Rasyidin. Dia seorang Yahudi yang benar-benar meyakini hukum Allah, sehingga mengakibatkan orang lain membenci dan tidak senang kepadanya. Dia memastikan hukum rajam kepada siapa pun harus dihukum karena perbuatan zina, kepada pemimpin atau pembesar mereka. 

Jangan sampai mereka menyebarkan dan tidak menjelaskan hukum-hukum itu karena keuntungan dunia atau keuntungan yang diterimanya dari orang-orang yang berkepentingan, misalnya uang sogok, atau pangkat yang menguntungkan, karena semuanya ini tidak ada arti dan nilainya jika dibandingkan dengan pahala yang akan didapat mereka memperoleh di akhirat.

Barang siapa menghukum atau memutuskan suatu perkara tidak sesuai dengan hukum Allah, seperti halnya orang-orang Yahudi yang menyembunyikan hukum rajam terhadap orang berzina yang bersuami atau beristri dan menggantinya dengan hukuman dera dan menghitamkan mukanya, lalu diarak berkeliling disaksikan oleh masyarakat, dan lain-lainnya, berarti mereka melakukan penyelewengan hukum. Terbuktilah bahwa mereka itu adalah orang-orang yang ingkar.***
 

Editor: Imron Basuki Rahmat

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x