Pemerhati Lingkungan Sebut Ekonomi Sirkular Jadi Kunci Melestarikan Bumi

- 31 Mei 2022, 09:44 WIB
Ilustrasi botol plastik
Ilustrasi botol plastik /unsplash/Brian Yurasits

BeritaSampang.com - Pemerhati lingkungan Dr Alexander Sonny Keraf mengatakan ekonomi sirkular menjadi kunci melestarikan Bumi.

Ekonomi sirkular merupakan model industri baru yang berfokus pada pengurangan sampah (reduce), penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle) yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah. 

"Saat ini dunia usaha menyadari pentingnya tanggung jawab yang berkelanjutan bagi keberlangsungan komunitas dan lingkungan. Sementara konsumen secara global juga mulai sadar dan khawatir dengan krisis bumi dan krisis iklim, yang membuat mereka semakin menuntut produk dan model bisnis yang ramah lingkungan," kata Sonny dikutip dari ANTARA pada Selasa, 31 Mei 2022.

Baca Juga: Ong Seong Wu Bintangi Strong Woman Kang Nam Soon, Sekuel Strong Woman Do Bong Soon

Kendati ia menyebut model ekonomi sirkular sesungguhnya belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia, tapi ia yakin mau tidak mau Indonesia akan mengimplementasikan ekonomi hijau dan ekonomi sirkular.

Sonny mencontohkan praktik ekonomi sirkular adalah penerapan extended producer responsibility, atau tanggung jawab produsen yang lebih luas, khususnya menyangkut sampah atau limbah.
​​
"Selama ini telah terjadi salah kaprah karena menganggap sampah merupakan tanggung jawab konsumen. Sehingga masyarakat konsumen lah yang didesak untuk memilah, mengumpulkan, dan membuang sampah di tempatnya." terangnya.

Baca Juga: Asupan Nutrisi yang Kurang Lengkap Dapat Mempercepat Proses Penuaan

"Kita lupa bahwa sampah itu sumbernya dari produsen juga, khususnya sampah industri atau sampah kebutuhan konsumsi, seperti botol dan kotak minuman kemasan," ujar Sonny. 
​​​​​
Maka dalam ekonomi sirkular, ada kewajiban produsen untuk mengelola sampahnya sejak awal, yaitu saat mendesain atau merancang barang yang akan diproduksi.

"Kalau dia sudah merancangnya sejak awal, maka ia akan memilih bahan baku kemasan yang tidak akan menimbulkan sampah. Atau mereka akan bertanggung jawab untuk mengumpulkan kembali sampah plastik atau kardus yang menjadi sisa-sisa dari produksinya," jelas Sonny.

Halaman:

Editor: Miftahul Arifin

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini