Larangan Eksport Batu Bara Berakibat Pada Pasar Lintas Laut

- 24 Januari 2022, 21:55 WIB
Indonesia kembali membuka ekspor batu bara.
Indonesia kembali membuka ekspor batu bara. /Antara

Ini akan menjadi sekitar 43% di bawah 31,29 juta ton Desember dan bulan terlemah sejak Kpler mulai mengumpulkan data pada Januari 2017.

Ekspor Australia untuk semua jenis batu bara diperkirakan oleh Kpler sekitar 31,29 juta ton pada Januari, naik dari 29,74 juta pada Desember dan tertinggi sejak September tahun lalu.

Baca Juga: Produsen iPhone Foxconn dan Indonesia Jalin Kerja Sama Dalam Pengembangan Kendaraan Listrik

Tetapi sebagian besar keuntungan dalam ekspor Australia pada Januari kemungkinan besar untuk batubara kokas yang digunakan untuk membuat baja, daripada batubara termal untuk pembangkit listrik.

Pengiriman batubara termal Australia kemungkinan sekitar 17,22 juta ton pada Januari, naik hanya 380.000 ton dari 16,84 juta pada Desember, menurut Kpler.

Ekspor batubara Rusia diperkirakan sebesar 9,70 juta ton pada Januari, turun dari 13,23 juta pada Desember, sementara Afrika Selatan diperkirakan mengekspor 4,5 juta ton pada Januari, turun dari 5,43 juta pada bulan sebelumnya.

Data pengapalan memperjelas bahwa masalah pasokan batubara melampaui Indonesia dan eksportir besar lainnya, kecuali Australia, tidak dapat memanfaatkan kekurangan yang ditimbulkan oleh larangan Jakarta.

HARGA NAIK

Dengan pasokan batu bara yang terbatas, tidak mengherankan bahwa harga telah menguat, dengan harga batu bara termal Australia acuan, Indeks Mingguan Pelabuhan Newcastle, sebagaimana dinilai oleh lembaga pelaporan harga komoditas Argus, melonjak menjadi $243,97 per ton dalam seminggu hingga 21 Januari.

Ini naik 59% dari level terendah baru-baru ini di $153,10 per ton dalam seminggu hingga 12 November, dan harga mendekati rekor tertinggi $252,72, yang dicapai dalam seminggu hingga 15 Oktober.

Halaman:

Editor: Solehoddin

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini