Apa Itu Post Holiday Syndrome, Benarkah Harus Hati-Hati dengan Post Holiday Syndrome? Berikut Penjelasannya

- 23 Maret 2022, 21:00 WIB
Apa Itu Post Holiday Syndrome, Benarkah Harus Hati-Hati dengan Post Holiday Syndrome? Berikut Penjelasannya
Apa Itu Post Holiday Syndrome, Benarkah Harus Hati-Hati dengan Post Holiday Syndrome? Berikut Penjelasannya /Solehoddin /

 

BeritaSampang.com - Manusia melakukan semua aktivitasnya didapatkan dari sinyal otak, otak memberikan gerakan pada manusia untuk berpikir dan bertindak.

Ada istilah Post holiday syndrome atau dikenal hal ini dialami oleh orang yang mengalami stres, depresi. Pada intinya Post Holiday Blues Syndrom atau Post Holiday dialami oleh orang yang memilki suasana hati yang kurang baik.

Post Holiday Syndrome memiliki banyak gejala, berikut akan dijelaskan secara terperinci bagaimana seharusnya berhati-hati dalam mengenal Post Holiday Syndrome.

Baca Juga: Tanya Buya Yahya Tentang Bolehkah Menikah di Bulan Suci Ramadhan?

Seperti dilansir BeritaSampang.com dari PikiranRakyat.com berjudul, "Selalu Sedih dan Tertekan Usai Liburan Panjang, Hati-hati Bisa Jadi Itu Post Holiday Syndrome"

Post holiday syndrome biasanya memiliki banyak gejala yang mempunyai karakteristik, mulai dari kecemasan, atau gangguan mood yang kurang baik, seperti merasa sedih bahkan hidup tertekan.

Akan tetapi, post holiday syndrome tidak seperti depresi klinis lainnya. Biasanya, kondisi post holiday syndrome hanya berlaku sesaat dan tidak berlarut-larut, dalam kurun waktu yang panjang.

Baca Juga: Mengharap Duniawi dalam Bershalawat, Penjelasan Ust Adi Hidayat

Salah satu penyebab utama dari terjadinya post holiday syndrome adalah penurunan adrenalin. Biasanya terjadi setelah liburan panjang apalagi mengurung diri selama pandemi, dan hanya sedikit aktivitas yang dilakukan dari biasanya.

Pada dasarnya, post holiday syndrome ini adalah cara otak yang mencoba memulihkan keadaan, sembari menyesuaikan antara pengalaman yang sangat berbeda.

Penelitian tentang kondisi ini memang relatif masih sedikit. Akan tetapi, beberapa ahli menyarankan bahwa penghentian hormon stres secara tiba-tiba setelah peristiwa besar, baik itu pernikahan, dan lain sebagainya yang dapat berdampak besar pada kesehatan biologis dan psikologis diri kita.

Baca Juga: Jawablah Ketika Adzan Berkumandang Karena Ada Rahasia Istimewa Dibalik Itu Semua, Penjelasan Syekh Ali Jaber

Menurut Psikolog Melissa Weinberg, post holiday syndrome, sebenarnya normal terjadi karena menandakan bahwa fungsi psikologis Anda sehat.

Hal itu hanya salah satu dari serangkaian ilusi yang dibodohi oleh otak kita, sehingga dengan cara yang sama, kita berpikir bahwa hal-hal buruk yang mungkin terjadi pada orang lain lebih daripada pada kita.

Ironisnya, kemampuan untuk membodohi diri sendiri setiap hari merupakan indikasi fungsi mental dan psikologis yang kurang baik.

Baca Juga: Tips Jitu Agar Cepat Move On Ala Ustadz Abdul Somad, Simak Baik-Baik

“Jadi, apakah kita menikmati liburan kita, dan apakah kita lebih suka berlibur daripada kembali bekerja, otak kita terhubung untuk membuat kita percaya bahwa kita melakukannya. Dengan melakukan itu, kita membayar biaya emosional untuk istirahat yang dinikmati dengan baik, dan kita mengalami penurunan menuju dasar kesejahteraan kita," kata Weinberg, seperti dikutip dari laman Psycom.

Berikut gejala post holiday syndrome pada laman verywellmind:

Kekosongan

Anda mungkin bertanya-tanya mengapa Anda merasa kosong. Berbagai alasan termasuk kelelahan dapat menyebabkan kondisi ini.

Baca Juga: Bagaimana Satu Kali Niat Puasa Ramadhan Berarati Satu Bulan Penuh? Berikut Penjelasan Rincinya

Lagi pula, musim liburan adalah waktu yang sibuk. Selain memasang dekorasi dan membeli hadiah akhir tahun, Anda mungkin memiliki tanggung jawab tambahan seperti memasak atau menjadi sukarelawan untuk organisasi nirlaba setempat.

Kecewa Setelah Emosi Ekstrim

Perasaan kecewa setelah liburan mungkin hanya pemulihan dari emosi positif yang intens.

Misalnya, Anda mungkin merasakan kegembiraan dan kebahagiaan yang luar biasa melihat teman dan keluarga Anda.

Baca Juga: Iman Kepada Allah Swt., Tidak Hanya Mendapatkan Kebahagian di Dunia Tapi Juga di Akhirat, Ust Abdul Somad

Merasa Sendiri

Sebaliknya, Anda mungkin merasa sangat terisolasi dan sendirian selama liburan. Mungkin Anda harus bekerja berjam-jam, tidak mampu bepergian atau memilih untuk menyendiri.

Bagi mereka yang merasa kesepian selama musim liburan atau setelahnya, psikolog menyarankan Anda menumbuhkan rasa syukur dan bersikap baik pada diri sendiri.

Baca Juga: Menjaga Nama Baik Keluarga Merupakan Salah Satu Ciri Istri Shalehah, Berikut Penjelasan Ustad Adi Hidayat

Merasa Tertekan

Namun alasan lain untuk merasakan kesedihan pasca-liburan adalah Anda sedang stres.

Jika Anda bepergian untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, logistik bisa membuat segalanya menjadi lebih rumit.

-siap untuk dan kembali dari perjalanan panjang dengan mobil atau penerbangan cukup sulit.

Selain itu, tetap diperbarui pada aturan yang selalu berubah tentang penyembunyian, persyaratan vaksin, dan pengujian mungkin telah ditambahkan ke daftar tugas Anda dan rasa kewalahan.

Halaman:

Editor: Solehoddin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah