Kebolehan Dengki Kepada Dua Golongan, Siapakah Dua Golongan Tersebut?

- 24 Juli 2022, 00:34 WIB
Kebolehan Dengki Kepada Dua Golongan, Siapakah Dua Golongan Tersebut?
Kebolehan Dengki Kepada Dua Golongan, Siapakah Dua Golongan Tersebut? /pixabay / Kanenori

BeritaSampang.com - Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah kembali memberikan pelajaran berharga mengenai penyakit hasad. 

Iri, dengki atau hasad, istilah yang hampir sama berarti menginginkan hilangnya nikmat dari orang lain.

Asal sekedar benci orang lain mendapatkan nikmat itu sudah dinamakan hasad, itulah iri. Hasad seperti inilah yang tercela.
 
Baca Juga: Berkhidmat kepada Orang Tua Merupakan Kesempatan Masuk Surga Kotak Masuk

Adapun ingin agar semisal dengan orang lain, namun tidak menginginkan nikmat pada orang lain itu hilang, maka ini tidak mengapa.

Hasad model kedua ini disebut ghibthoh. Yang tercela adalah hasad model pertama tadi.

Beliau, Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan keterangan yang amat bagus.

Penyakit hasad atau iri adalah penyakit yang akan menjangkiti setiap orang. Maka tentu saja setiap orang mesti waspada.

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

Sesungguhnya hasad adalah di antara penyakit hati. Inilah penyakit keumuman manusia. 
 
Tidak ada yang bisa lepas darinya kecuali sedikit sekali. Oleh karena itu ada yang mengatakan,

مَا خَلَا جَسَدٌ مِنْ حَسَدٍ لَكِنَّ اللَّئِيمَ يُبْدِيهِ وَالْكَرِيمَ يُخْفِيهِ

“Setiap jasad tidaklah bisa lepas dari yang namanya hasad (iri). Namun orang yang berpenyakit (hati) akan menampakkannya. Sedangkan orang yang mulia (hatinya) akan menyembunyikannya.”

Lalu, benarkah bolehnya dengki kepada dua golongan? Siapa dua golongan tersebut?

Seperti dilansir BeritaSampang.com dari Lembaga kajian dan Riset Rasionalika Darus-Sunnah berjudul, "Kebolehan dengki kepada dua golongan" 27 Shafar 1439 H/16 November 2017 dan Rumaysho.com berjudul, Hasad, Penyakit Hati yang Menjangkiti Setiap Insan 2010.

"Kebolehan dengki kepada dua golongan"

كتاب العلم

باب الإغتباط في العلم والحكمة

حدثنا الحميدي قال حدثنا سفيان قال حدثني إسماعيل بن أبي خالد على غير ما حدثناة الأهري قال سمعت قيس بن أبي حازم قال سمعت عبد الله بن مسعود قال قال النبي صلى الله عليه وسلم *لا حسد إلا في التقين رجل آتاه الله مالا فسلط على هلكته في الحق ورجل آتاه الله الحكمة فهو يقضي بها ويعلمها". رواه البخاري

"Artinya"

Dari Abdullah bin Mas'ud (W. 32 H) ia berkata; Nabi Saw. bersabda: "Tidak boleh mendengki (iri) kecuali terhadap dua hal; yaitu kepada seorang yang Allah berikan harta lalu dipergunakan ke jalan yang benar, dan (kepada) seseorang yang Allah berikan hikmah lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain". HR. al-Bukhari (W.256 H)
 
Baca Juga: Waktu yang Afdhol Untuk Berdzikir dan Berdoa Kepada Allah

Suka melihat orang susah dan susah melihat orang suka adalah ciri-ciri dari sifat dengki.

Allah Swt dan Rasulullah Saw. melarang umatnya bersifat dengki.

Karena dalam sebuah hadis dikatakan bahwa dengki bisa menghapus amalan seperti halnya api yang menghanguskan kayu bakar.

Namun tidak semua dengki dilarang. Ada dua macam dengki yang dibolehkan bahkan dianjurkan oleh Rasulullah Saw., yaitu dengki kepada orang kaya yang dermawan dan orang Alim yang mengamalkan Ilmunya.

Imam Nawawi rahimahullah (W.676 H) menjelaskan bahwa para ulama membagi dengki menjadi dua macam, yaitu dengki hakiki dan dengki majazi.

Hasad hakiki adalah seseorang berharap nikmat orang lain hilang.

Dengki seperti ini diharamkan berdasarkan Ijma' ulama dan adanya dalil tegas yang menjelaskan hal ini.

Adapun dengki majazi, yang dimaksudkan adalah ghibthoh.

Ghibthoh adalah berangan-angan agar mendapatkan nikmat seperti yang ada pada orang lain tanpa mengharapkan nikmat tersebut hilang.

Jika ghibthoh ini dalam hal dunia, maka itu dibolehkan.

Jika ghibthoh ini dalam hal ketaatan, maka itu dianjurkan.
 
Semoga bermanfaat.***
 
 

Editor: Imron Basuki Rahmat

Sumber: Rumaysho Lembaga Kajian & Riset Rasionalika Darus-Sunnah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x